BacaJuga: 5 Trik Mengajarkan Makna Natal Kepada Anak. Terlepas dari itu semua, kita harus benar-benar memaknai arti natal sesungguhnya, karena di momen ini kita mengetahui seberapa besar pengorbanan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Namun permasalahannya banyak dari kita yang menganggap Natal sebagai perayaan tahunan yang biasa saja
Melaluisalib yang hina, Ia menanggung murka Allah. Bahkan, Ia membuktikan kemurahan hati dan kasih Allah kepada manusia berdosa. Karena itu, Natal menjadi alarm yang terus mengingatkan kita tentang keajaiban kasih Allah; mulai dari palungan menuju palang yang hina. Biarlah hati kita menjadi telinga yang mendengar alarm Natal.
Sebab Natal bukan perayaan meriah tanpa arti seperti yang disampaikan Michael Ross-Watson dalam buku Promise -- The True Meaning of Christmas. Nah, membaca dan menggali buku renungan karya Michael Ross-Watson ini dapat menjadi pilihan kita untuk mengisi dan merayakan masa Adven secara berarti.
Natalmengajarkan kita kasih, kesederhanaan dan pengorbanan. 3 Makna Natal yang Perlu kita Renungkan Bersama: 1. Natal Mengajarkan Kita Tentang Kasih Karena Allah mengasihi manusia, maka ketika manusia jatuh dalam dosa Allah mengambil keputusan untuk berinkarnasi menjadi manusia.
Denganmerayakan hari Natal, kita sedang mendeklarasikan ke seluruh dunia tentang Anak Allah yang rela turun ke bumi dan menjelma menjadi manusia. Renungkanlah ini: Yesus Kristus rela meninggalkan ketuhanan-Nya dan menjelma menjadi manusia karena tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan kita dari hukuman yang seharusnya kita terima. Amin.
KiranyaTuhan yang Maha Pengampun menolong kita dalam merayakan Natal dapat pula mengampuni orang yang bersalah kepada kita dan dengan rendah hati mengakui keselahan kita kepada orang yang kepadanya kita telah bersalah, tidak membawanya memasuki Tahun yang baru. Mengampuni adalah melepaskan hak untuk membalas atau menghukum kembali.
Dankelahiran-Nya (telur yang menetas) ini bicara tentang kehidupan, telah "menetasnya" (tergenapinya) janji Allah. Tuhan Yesus bersabda dalam kalimat keilahian-Nya: Akulah Kehidupan "EGÔ EIMI HÊ ZÔÊ" (Yohanes 11:25, 14:6) * Yohanes 11:25. LAI TB, Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup
Tidakada yang lebih bermakna pada hari Natal selain belajar lebih banyak tentang Yesus Kristus, Juru Selamat yang kelahiran-Nya kita rayakan. Karena Dia jauh lebih daripada seorang bayi dengan kain lampin, yang terbaring di dalam palungan.
Maksuddari Allah sendiri adalah supaya perayaan natal yang diketahui dan di beritakan oleh bangsa Israel dan seluruh umat dunia. Semua orang bisa merayakan natal. Siapa yang percaya akan Tuhan, dia dapat merayakan Natal. Natal Memberikan Sukacita Bagi Kehidupan Kristiani Mengapa kita harus bersukacita pada saat hari natal?
Iniadalah bulan yang sangat bermakna bagi umat Kristiani karena di bulan inilah kita merayakan kelahiran Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat yang telah membebaskan kita dari belenggu kutuk dan dosa sehingga dilayakkan untuk masuk ke tahta Allah, bertemu denganNya dan mendapatkan janji keselamatan.
Maknanatal yang sesungguhnya berasal dari dalam hati manusia sendiri-sendiri. Bagaimana bisa mengambil arti mendalam tentang kelahiran Yesus. Kemudian, kesederhanaan merupakan hal yang lebih Tuhan sukai. Berikut adalah kumpulan renungan kristen tentang natal terbaru 2022. Judul 1: Renungan Untuk Keluarga
FirmanTuhan itu berseru kepada setiap orang percaya untuk meneladani Tuhan Yesus Kristus yang telah berinkarnasi pada Hari Natal. 1. TUHAN YESUS TIDAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI Tuhan Yesus yang di dalam hati dan pikiran-Nya tidak hanya mementingkan diri sendiri, perlu diteladani.
Nataladalah perayaan imani Allah menjadi manusia kita berjuang dan Allah masuk kedalam dunia ini menjadi manusia untuk berjuang bersama kita. Ia datang ke dunia untuk memberi kekuatan bagi kita manusia bahwa perjuangan manusia di dunia tidaklah sia-sia. Berbeda dari biasanya, perayaan Natal tahun 2020 digelar di tengah situasi pandemi Covid-19.
Kata"natal" berasal dari bahasa latin yaitu " dies natalis " yang berarti "hari lahir". Dalam Alkitab tidak dijumpai kata natal, yang ada hanya kelahiran Yesus. Tidak ada orang yang dapat menghitung dengan tepat dan benar tentang kelahiran Yesus. Peringatan kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Yesus untuk dilakukan.
Renungan Sebuah Kisah Natal. Wed, 12/03/2008 - 00:00 — admin. itulah gambaran dan pilihan yang diberikan Allah kepada manusia, dan tentu saja, itulah makna perumpamaan di atas. Perayaan Hari Raya Kristen Sumber. Judul Buku: Edisi Natal Santapan Rohani: Hadiah Terindah . Pengarang:
dlHM. Makna Natal yang sesungguhnya adalah makna Natal yang sejati, khususnya bagi orang Kristen atau orang percaya, yang didasarkan pada kebenaran Alkitab sebagai firman Tuhan. Makna Natal yang sesungguhnya atau makna Natal yang sejati, sangat perlu untuk kita ketahui. Sebab bagi kita orang percaya, Hari Natal sejatinya bukan sekedar hiruk pikuk pesta atau perayaan keagamaan, melainkan sarana perenungan atau refleksi diri. Maka makna Natal yang sesungguhnya atau makna Natal yang sejati menjadi penting bagi kita, sehingga kita dapat merenungkan atau merefleksikannya dalam hidup. Seperti kita tahu, dewasa ini Natal sudah menjadi hari perayaan yang universal, bukan lagi hanya perayaan keagamaan umat kristiani. Baca juga 10 Khotbah Terbaik Tentang Natal Kendati banyak orang di luar umat kristiani yang menolak sekedar untuk ikut merayakan natal bahkan untuk mengucapkan Selamat Natal sekalipun, namun tampaknya lebih banyak lagi orang yang terlibat “merayakannya”. “Merayakan” yang dimaksud di sini tentu bukan dalam arti religius, tetapi dalam arti umum, sekedar pesta dan bersenang-senang di hari libur. Baca juga 7 Karakter Tokoh Natal Yang Patut Diteladani Bahkan di beberapa tempat, seperti di diskotik, natal “dirayakan” secara tidak benar, dengan huru-hara, pesta pora dan melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya. Di sisi lain, hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, sekalipun dirayakan secara benar, dapat mengaburkan makna natal yang sesungguhnya. Baca juga 7 Alasan Mengapa Orang Kristen Merayakan Natal Oleh karena itu, perlu direnungkan kembali makna natal yang sesungguhnya, sehingga esensi natal tidak hilang begitu saja oleh hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, bahkan oleh “perayaan” natal yang tidak benar. Lalu, apakah makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati menurut Alkitab dan pandangan Kristen/Katolik? Artikel ini akan mencoba membahasnya. 1. Natal Adalah Pengorbanan Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati yang pertama adalah pengorbanan. Karena kasihNya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan anakNya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa Yohanes 316. Manusia yang telah jatuh dalam dosa seharusnya akan mati menanggung dosa-dosanya, namun Allah yang pengasih dan penyayang rela mengorbankan anakNya yang tunggal untuk mati menggantikan kita. Allah berkorban dalam peristiwa natal. Demikian juga dengan orang-orang pada peristiwa natal, mereka juga turut berkorban. Para majus mengorbankan persembahan-persembahan mereka emas, perak, dan mur Matius 211, sebagai “kado natal” terindah mereka kepada bayi Yesus. Juga Yusuf dan Maria harus berkorban di hari natal. Maria dan Yusuf harus mengorbankan perasaan mereka untuk menerima bayi Yesus yang bukan anak mereka sendiri, dan ketika mereka masih belum resmi berstatus sebagai suami istri. Selain itu, mereka juga harus berkorban ketika pergi dari Nazaret ke Betlehem, di mana Maria dalam keadaan mengandung. Dan ketika Herodes Agung berencana membunuh bayi-bayi di Betlehem, mereka juga harus mengungsi ke Mesir untuk beberapa lama, hingga Herodes Agung meninggal dunia. Sah-sah saja jika kita mengharapkan kado natal pada hari natal. Tetapi alangkah baiknya jika kita juga memberikan kado di hari natal, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Namun yang terutama adalah “pengorbanan” kita bagi Yesus yang telah rela datang ke dunia untuk membebaskan kita dari belenggu iblis dan dosa serta memberi kita hidup kekal di sorga bersamaNya. Pengorbanan apakah yang telah kita lakukan untukNya? 2. Natal Adalah Solidaritas Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati yang kedua adalah solidaritas. Anak Allah yang kudus rela datang ke dunia dan menjadi sama seperti manusia. Dia adalah Allah, yang pada hakekatnya setara dengan Allah Bapa, namun Ia rela mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang manusia/hamba agar bisa mati bagi dosa-dosa dunia Filipi 25-8. Yesus adalah Tuhan, turun dari singgasanaNya di sorga dan datang ke bumi dengan cara berinkarnasi, mengambil rupa seorang manusia dan tinggal di antara manusia Yohanes 11,14. Yesus tinggal di antara manusia yang berdosa, bejat dan memberontak kepada Allah. Ia melakukan hal itu agar Ia dapat melayani manusia dan mati bagi mereka. Itulah sebabnya namaNya disebut Immanuel Tuhan beserta kita Matius 121-23. Lewat natal kita diingatkan untuk menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan terhadap mereka yang terhilang, miskin, terpinggirkan, dan menderita. 3. Natal Adalah Kesederhanaan Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati adalah kesederhanaan. Anak Allah yang kudus lahir bukan di ibu kota Israel, Yerusalem, atau di ibu kota kekaisaran Romawi, Roma, namun di kota kecil Betlehem Lukas 24-6. Dia juga tidak lahir di istana, namun di dalam palungan, atau tempat makan ternak Lukas 27. Tidak juga di dalam keluarga raja atau bangsawan yang terhormat, juga tidak di dalam keluarga orang kaya, tetapi di dalam keluarga tukang kayu yang sederhana, Yusuf dan Maria. Jika Dia mau, sebenarnya Ia bisa saja memilih lahir di kota besar saat itu, seperti Yerusalem atau Roma, atau lahir di keluarga kaya atau bangsawan, bukan di dalam keluarga tukang kayu yang sederhana. Namun Ia tidak melakukannya. Ia lahir dan hidup secara sederhana. KelahiranNya pun diberitakan bukan kepada para raja, nabi atau orang besar, namun kepada para gembala domba yang sederhana Lukas 28-12. Kita patut merayakan natal secara sederhana, bukan dengan kemewahan, sebab peristiwa natal yang pertama pun sangat sederhana. Tidaklah salah membeli pakaian baru pada hari natal, membuat kue-kue dan makanan yang lezat, menghias gereja dan rumah kita dengan ornamen-ornamen natal, tetapi jangan sampai kesederhanan natal menjadi hilang dari perayaan kita. 4. Natal Adalah Universalitas Makna natal yang sesungguhnya atau yang sejati lainnya adalah universalitas. Natal adalah bagi semua orang dari segala bangsa. Hal ini tampak dari pemberitahuan malaikat kepada para gembala di padang Efrata. Malaikat tersebut mengatakan bahwa kabar yang dibawanya ditujukan bagi segala bangsa Lukas 210. Hal ini juga tampak dari kedatangan para majus dari Timur, yang jelas bukan orang Israel. Mereka datang dari negerinya untuk menyembah Juruselamat yang baru lahir. Mereka datang bukan atas inisiatif mereka sendiri, tetapi karena dituntun oleh Allah sendiri lewat sebuah bintang di langit. Baca 7 Fakta Tentang Orang Majus Yang Perlu Anda Tahu. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memaksudkan natal untuk segala bangsa, termasuk orang-orang majus dari Timur ini. Jadi natal ditujukan bukan hanya kepada orang Israel saja, sebagai umat plihan Tuhan, tetapi kepada semua bangsa di bumi Lukas 230-32. Kita dapat mengundang setiap orang untuk menerima kasih natal tersebut. Siapa saja yang mau percaya dan menerima bayi natal, dapat turut merayakan natal. Pages 1 2
Fokus Hidup – “Apa makna Natal menurut Alkitab? Bagaimana peristiwa Natal di mata Orang Majus? Apa yang dilakukan oleh Orang Majus dalam merespons kabar baik mengenai Natal? Simak artikel yang berjudul Natal Menuntun Kita Kepada-Nya ini dengan seksama. Artikel ini merupakan penjelasan detail dari artikel ringkasan khotbah yang dipublish sebelumnya, berjudul “3 Cara Mengalami Tuhan Tuhan, Penting Disimak…“. Latar Belakang Natal Natal berasal dari ungkapan bahasa Latin Dies Natalis Hari Lahir. Dalam bahasa Inggris perayaan Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse 1038 atau Cristes-messe 1131, yang berarti Misa Kristus. Natal berarti kelahiran Kristus yang pernah terjadi di dalam dunia. Natal diperingati setiap tanggal 25 Desember. Tetapi jika dipelajari dengan seksama, maka kita akan menemukan bahwa Tuhan Yesus tidak lahir pada tanggal 25 Desember, sebab pada bulan Desember jatuh pada musim dingin atau salju, sehingga tidak mungkin para gembala-gembala ada di padang menjaga domba-dombanya Luk 28. Jadi Yesus tidak lahir pada bulan Desember. Di sisi lain, kelahiran Tuhan Yesus yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember merupakan proses sejarah. Baca juga GENERASI PENYEMBAH TIGA CARA MENJADI PENYEMBAH Menurut sejarah, melalui Konsili tahun 325, Konstantinus I, kaisar Romawi pertama yang menjadi Kristen, memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Dalam upaya untuk membuat kekristenan diterima dan penyembah dewa-dewa beralih menyembah Sang Pencipta alam semesta, maka ditetapkanlah tanggal 25 Desember yang diperingati oleh masyarakat non Kristen sebagai hari kelahiran dewa matahari yang tak terkalahkan, menjadi memperingati hari kelahiran Kristus. Pemujaan terhadap dewa matahari pada setiap 25 Desember, telah berpindah kepada perayaan Natal. Kemeriahan pun terjadi, dimana orang Kristen merayakan Natal, tetapi juga non Kristen merayakan kelahiran dewa matahari. Mungkin hal inilah yang melatar belakangi Natal menjadi sebuah perayaan yang meriah, di tambah lagi perkembangan sejarah dan munculnya Santa Klaus, Pohon Natal, dlsb., membuat semakin lengkaplah kemeriahan Natal, hingga saat ini. Padahal kelahiran-Nya atau Natal menutun kita untuk mengenal Dia. Bolehkah Merayakan Natal? Ada yang berpendapat bahwa orang Kristen tidak boleh merayakan Natal karena awalnya adalah perayaan memperingati hari lahirnya dewa matahari. Memang awalnya demikian, tetapi hal itu merupakan upaya agar banyak orang percaya, mengenal, bahkan beralih menyembah kepada Tuhan yang benar. Dan kita bebas memilih mau merayakan atau tidak, tetapi ingat Kristus pernah lahir ke dunia. Tidak ada salahnya kita merayakan Natal dengan kemeriahan dan kita juga bersyukur dunia mengakui bahwa Sang Juruselamat pernah lahir di dunia, sebab dunia juga memeriahkan hari Natal. Sayangnya Natal sudah menjadi budaya dan kemeriahannya terasa melalui ornamennya saja, bukan karena menyadari “kasih-Nya” besar. Karena itu gereja harus terus memberitakan peristiwa Natal bagi jemaat dan bagi dunia, sehingga banyak orang menyadari kasih Tuhan yang besar dan memperoleh keselamatan hidup kekal. Tetapi ingat, kelahiran adalah hal yang sangat penting, namun kematian dan kebangkitanNya adalah hal yang juga sangat penting, dan keistimewaannya juga sama. Jadi selain Anda istimewakan Natal, istimewakan juga penebusan Kristus atau hari Paskah. Kelahiran, kematian, dan kebangkitan merupakan satu paket dari sebuah peristiwa penyelamatan dunia yang dikerjakan oleh Kristus. Dampak dari kelahiran Kristus ialah salah satunya Ia menuntun Orang Majus melihat Sang Raja atau Mesias yang dijanjikan. Juga Natal menuntun kita untuk datang menyembah Dia. Mengapa Yesus harus lahir? Sudah dinubuatkan dalam Kej 315 Keturunan perempuan meremukkan kepalanya, Yesaya 714 lahir dari perempuan muda dan dinamakan Imanuel, dan masih banyak lagi nubuatan lainnya tentang Yesus. Yesus Datang Memanggil Orang-orang Berdosa Luk. 532. Yesus Datang Menyelamatkan Dunia Yoh. 1247. Yesus Datang Memberikan Hidup-Nya Mrk. 1045. Yang sangat disayangkan adalah Yesus sebenarnya datang kepada umat pilihan-Nya tetapi mereka menolaknya Yoh 19-14. Namun anugerah keselamatan diberikan kepada bangsa-bangsa melalui percaya. Mereka yang percaya diberi kuasa menjadi “Anak-Anak Allah”. Jadi karena Kristus datang ke dunia ini, maka kita dapat memperoleh keselamatan melalui percaya kepada-Nya dengan segenap hati kita, dan kita juga dipakai sebagai mitra Allah dalam memperluas kerajaan Allah atau dalam pekerjaan-Nya. Ada berbagai anggapan makna Natal, yakni Natal sejarah mengagumkan bagi dunia, Natal adalah refleksi kasih bagi dunia Yoh 316, Natal adalah sukacita sejati, Natal adalah anugerah keselamatan, Natal adalah yang tidak berubah datang untuk mengubah dunia yang gelap, dsbnya. Semuanya itu benar. Namun dalam nats ini peristiwa Natal itu menuntun Orang Majus datang kepada Tuhan dan menyembah Dia. Orang Majus dituntun Tuhan melalui bintang. Siapakah Orang Majus ini Orang-orang bijak ini berasal dari Arab, Mesopotamia, Mesir, atau tempat-tempat lain di Timur. “Timur” bukan dalam pengertian kita, pengertian modern, melainkan merujuk kepada negara-negara yang terletak di bagian timur maupun sebelah utara Palestina. Dalam tradisi Kristen, Orang majus dari bahasa Latin magus atau Orang Bijak juga Raja-raja dari Timur sering dianggap sebagai orang dari kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian, atau mungkin juga magi bentuk plural dari magus yang mengenal astrologi dari Persia kuno. Tradisi menyatakan ada tiga orang Majus, dan mereka bernama Caspar, Melchior dan Balthasar, yang datang dengan membawa serombongan besar pelayan dan unta. Majus Kata Yunani “μαγο – magos” ditujukan buat para imam, orang bijak, dari Madai, Persia, dan Babilonia. Dalam PB pemakaian kata itu meluas. Kata itu pun ditujukan buat nabi palsu, ahli sihir, ahli nujum, dan sejenisnya Kisah 89; 136,8. Tetapi Orang Majus ini adalah orang bijak dan ahli astrologi atau perbandingan yang adalah raja-raja dari Timur yang dituntun Tuhan melalui bintang untuk mencari bayi Yesus. Melalui kisah orang Majus, kita akan belajar mengenai tuntunan Tuhan yang nyata kepada mereka dan keberadaan mereka yang mau datang menyembah Yesus. Perlu kita ketahui bahwa bukan hanya Orang Majus yang mendapat tuntunan Tuhan melihat Mesias yang lahir, melainkan kita juga akan dituntun Tuhan untuk melihat kemuliaan-Nya. Karena itu, marilah kita bersedia atau memberikan diri untuk dituntun Tuhan sama seperti Orang Majus yang dituntun Tuhan. Arti Judul “Natal menuntun Kita Kepada-Nya” Maksud judul “Natal menuntun kita kepada-Nya” ialah seperti halnya kelahiran Kristus menuntun Orang Majus datang kepadaNya, peristiwa kelahiran Kristus 2000 tahun yang lalu juga menuntun kita untuk datang kepada Tuhan dan melihat kemuliaanNya. Inilah berkat Natal itu, yakni Tuhan sendiri yang menuntun kita kepadanya. Baca juga PENTINGNYA MENGETAHUI TEOLOGI PAULUS DALAM SURAT TITUS Bintang adalah sarana yang dipakai Tuhan untuk menuntun Orang Majus melihat kemuliaan Tuhan, maka Tuhan pun bisa memakai siapa saja untuk bisa menuntun kita atau orang lain datang kepada-Nya. Yang pasti peristiwa Natal itu sebenarnya menuntun kita kepada-Nya sehingga kita dapat memeroleh kemuliaan-Nya, menikmati janji-Nya, dan mendapat hidup kekal bersama Kristus. Maukah kita menjadi bintang bagi orang lain sehingga dapat menuntun banyak orang datang kepada Yesus? Agar Mengalami Tuntunan Tuhan Sebagaimana Orang Majus dituntun kepadaNya sehingga datang menyembah Dia, maka Tuhan juga mau menuntun kita. Namun pertanyaannya, bagaimana agar kita mendapat tuntunan Tuhan seperti halnya Orang Majus? Jika kita membaca Nats ini, paling tidak kita menemukan tiga cara agar kita dapat mengalami tuntunan dari Tuhan melalui berbagai sarana. Marilah kita belajar dari Orang Majus. Untuk itu, ada tiga cara yang dapat kita lakukan melalui belajar dari orang Majus, agar kita mengalami tuntunan Tuhan sehingga kita dapat melihat kemuliaan Tuhan yang nyata seperti halnya Orang Majus melihat kemuliaan Tuhan yang nyata melalui peristiwa Natal, yaitu dengan mencari Hadirat Tuhan Matius 21-2, mengikuti Tuntunan Tuhan Matius 29-10, dan memberi bagi Tuhan Matius 211. Natal menuntun kita kepada kebenaran-Nya. Peristiwa natal itu sendiri, sampai detik ini sebenarnya menuntun kita kepada-Nya, sehingga kita mengalami kasih-Nya dan beroleh damai sejahtera. Berikut adalah penjelasan bagaimana agar kita mengalami tuntunan Tuhan, sebagaimana Orang Majus mengalami tuntunan Tuhan pada momen Natal atau pada kelahiran Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu. I. Dengan Mencari Hadirat Tuhan Mat 21-2 Orang Majus melakukan perjalanan yang panjang mencari Tuhan. Mereka datang dari jauh, dari Timur, mereka rela menempuh perjalanan yang panjang. Kita tahu zaman dahulu belum ada mobil, pesawat, dan motor, kendaraan tradisional yang digunakan ialah unta. Namun kabar kelahiran Kristus menuntun mereka, begitu juga Natal menuntun kita kepada-Nya. Tetapi mereka bukan hanya tiga orang saja, melainkan serombongan yang banyak, yang mungkin adalah pengawal atau pasukan mereka, karena mengingat mereka orang bijak dan raja-raja dari Timur. Mungkin saja ada bahaya di perjalanan yang mereka tempuh karena banyaknya perampok di padang gurun, namun mereka rela melewati padang gurun untuk mencari hadirat Tuhan itu sendiri, yakni di mana Sang Raja atau Juruselamat dunia lahir. Mereka bersedia menempuh perjalanan yang panjang untuk bertemu dengan Yesus. Mereka mengikuti petunjuk Tuhan melalui bintang. Tetapi setelah mereka tiba di Betlehem, bintang itu tidak muncul lagi. Ketika bintang itu berhenti atau tidak muncul, ada teladan yang baik untuk kita terapkan dalam kehidupan kita untuk mencari Tuhan, yakni mereka tidak akan pulang sebelum bertemu dengan Yesus. Meski tanpa petunjuk bintang mereka tidak pulang kembali atau putus asa tetapi mereka tetap mencari-cari. Di dalam ayat 2, dijelaskan upaya selanjutnya yang mereka lakukan untuk bertemu dengan Sang Anak, yakni mereka bertanya-tanya akan tempat kelahiran Kristus. Di sinilah letak keseriusan dari Orang Majus yang dapat kita teladani, mereka tidak putus asa dan mau mencari hadirat Tuhan itu dengan bertanya-tanya. Hal ini tentu mengingatkan kita, sejauh manakah kita mencari hadirat Tuhan? Kita tidak hidup di zaman Orang Majus di mana mencari Tuhan, mereka harus menempuh perjalanan jauh, tetapi sekarang Kristus telah lahir, mati, bangkit, dan naik ke sorga, bahkan gereja-Nya pun ada di mana-mana termasuk di kota tempat kita tinggal. Mencari Tuhan, kita tidak perlu berjalan kaki melewati padang gurun atau melewati berbagai kesulitan wilayah, kita bisa menggunakan kendaraan mobil, motor, atau sepeda untuk menuju gereja lokal tempat kita beribadah. Begitu mudah untuk mencari Tuhan, lantas kenapa ada banyak orang Kristen malas beribadah? Seharusnya tidak ada alasan untuk tidak mencari Tuhan apabila kita melihat sikap Orang Majus yang rela menempuh perjalanan jauh untuk mencari hadirat Tuhan. Apakah karena seolah-olah tidak ada petunjuk lagi lantas kita berhenti? Orang Majus tidak berhenti mencari hadirat Tuhan ketika tidak ada petunjuk lagi melainkan mereka bertanya-tanya. Ketika kita sudah beribadah, sudah berdoa, bahkan sudah melayani tetapi sepertinya Tuhan tidak menjawab doa kita, atau mungkin kita merasa sepertinya Tuhan itu jauh, apa Anda berhenti setia? Banyak orang mulai malas berdoa, malas beribadah, bahkan malas menjaga kekudusan hidup karena sepertinya Tuhan tidak menuntun lagi. Janganlah kita berhenti! Belajarlah kepada Orang Majus ini, mereka inisiatif bertanya-tanya. Karena itu, jangan kita berhenti melakukan aktifitas rohani kita ketika masalah tidak kunjung usai, pertolongan Tuhan tidak kunjung datang, dan tantangan hidup begitu berat. Tetaplah lakukan bagianmu untuk Tuhan, tetaplah berdoa, beriman, dan melayani. Belajarlah kepada Orang Majus, mereka tidak putus asa dan tetap mencari hadirat Tuhan. Natal menuntun kita sehingga kita menemukan hadirat-Nya. Cara untuk mencari hadirat Tuhan Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati Setialah beribadah, bersaat teduh, dan membangun relasi dengan Tuhan Tetaplah tekun beribadah dan melayani Jangan pernah kecewa atas apa yang engkau alami karena Tuhan sedung membentuk kita Teruslah belajar Firman Tuhan II. Mengikuti Tuntunan Tuhan ay. 9-10 Sudah dijelaskan di atas, meski tidak ada petunjuk lagi, Orang Majus ternyata tidak putus asa. Setelah bertanya-tanya bahkan mereka telah dipanggil oleh Herodes, bintang itu rupanya muncul kembali. Hal ini mengingatkan kita bahwa jangan pernah berhenti mencari Tuhan, sebab akan ada petunjuk lagi dari Tuhan sehingga kita tiba di tempat yang Tuhan kehendaki. Sebab kelahiran-Nya atau Natal menuntun kita kepada-Nya. Yang menjadi pertanyaan, mengapa Tuhan seolah-olah sengaja menghilangkan bintang penunjuk bagi orang Majus sehingga mereka terhambat menemui Sang Anak? Hal ini sama halnya dengan kita ketika mengalami persoalan dan tantangan padahal kita sedang giat-giatnya melayani Tuhan. Mungkin kita akan berkata, mengapa Tuhan Engkau seolah-olah tidak lagi menolong atau tidak lagi memberikan petunjuk kepadaku? Bintang itu hilang atau Orang Majus itu tidak lagi melihat bintang itu agar tersiar kabar di Betlehem, bahwa ada Sang Raja yang lahir di Betlehem, bahkan kabar itu sampai kepada Herodes. Dengan bertanya-tanya akan tempat kelahiran-Nya, sesungguhnya Orang Majus sedang dipakai Tuhan untuk memberitahukan atau memberikan kesaksian kepada kota itu bahwa di Betlehem, di kota itu ada Mesias yang sudah lahir. Peristiwa Natal tidak hanya menuntun orang Majus, juga Natal menuntun kita. Demikian juga kita, Tuhan ijinkan kita mengalami persoalan adalah sebagai bentuk ujian apakah kita masih mencari Tuhan atau tidak, atau agar kita pun menjadi kesaksian kepada dunia, bahwa kita memiliki Tuhan yang setia dengan membuktikan kesetiaan kita kepada Tuhan dalam berbagai persoalan, kesulitan, atau penderitaan. Setelah bintang muncul, Orang Majus pun mengikutinya. Mereka tidak menggunakan nasihat orang lain, atau tebak-tebakan sesuai dengan ilmu mereka tetapi mereka tetap kembali mengikuti bintang itu. Bagaimana dengan kita? Sekian lama kita mengikut Tuhan, masihkah kita tetap meminta tuntunan atau ada dalam tuntunan Tuhan? Atau sebaliknya, malah kita semakin menjauh? Jangan pernah berhenti dengan kehidupanmu tetapi tetap ikuti tuntunan Tuhan. Milikilah ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Apapun yang terjadi, tetaplah ikut Tuhan. Apa akibatnya jika tetap mengikuti tuntunan Tuhan? Pada ayat 9, Orang Majus mengikuti bintang itu, dan bintang itu berhenti di sebuah rumah di mana Anak itu berada. Pada ayat 10, Orang Majus bersukacita karena Natal. Ketika mereka kembali melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. Ada sukacita besar yang akan kita peroleh ketika kita tetap bertahan dan terus hidup dalam tuntunan Tuhan. ay 10. Bila Natal menuntun kita kepada-Nya, maka kita juga beroleh berkat sukacita dan damai sejahtera. Cara supaya tetap ada dalam tuntunan Tuhan atau Natal menuntun kita Nantikanlah Tuhan. Tetaplah menantikan Tuhan dengan selalu meminta kehendak-Nya yang jadi dan tetaplah menjadi pelaku Firman. Peganglah janji Tuhan. Selain menanti-nantikan Tuhan, peganglah janji Tuhan. Ia adalah Tuhan yang setia, pasti akan menggenapi janji-Nya atasmu. Jangan pernah kecewa. Jika ada tantangan, gesekan, atau persoalan, di rumah, sekolah, lingkungan, bahkan dalam pelayanan, jangalah menjadi kecewa, tetapi teruslah hidup takut akan Tuhan. Teruslah belajar. Yang tidak kalah pentingnya ialah teruslah belajar Alkitab dan milikilah pengetahuan Alkitab yang benar. III. Memberi Bagi Tuhan Matius 211 Setelah tiba masuklah mereka ke rumah itu. Jelas sekali Orang Majus menemui bayi Tuhan Yesus, bukan lagi di kandang domba melainkan di sebuah rumah. Dengan kata lain Tuhan Yesus yang lahir di kandang domba tidak lagi berada di situ melainkan sudah di sebuah rumah. Demikian juga kita, Natal menuntun kita untuk datang kepada-Nya dan memberi yang terbaik bagi Dia. Yang menemui bayi Tuhan Yesus di kandang domba adalah gembala-gembala Luk 2-10. Orang Majus tidak bersamaan dengan gembala-gembala menemui Tuhan Yesus, melainkan secara terpisah. Kira-kira berapa usia Tuhan Yesus ketika Orang Majus menemuinya? Orang Majus menemui Tuhan Yesus di rumah, bukan lagi di kandang domba. Kata “Anak” bukan lagi menunjuk kepada seorang bayi, melainkan menunjuk kepada seorang yang telah berusia satu tahun ke atas. Perjalanan Orang Majus membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tiba di Betlehem, atau bahkan tahunan. Dapat diperkirakan Tuhan Yesus sudah berumur dua tahun ketika mereka menemuiNya. Bisa jadi Yesus berumur dua tahun karena Herodes memerintahkan membunuh semua anak di Betlehem yang berusia di bawah dua tahun. Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. Mat. 216 Hal ketiga yang tidak kalah penting yang dapat kita pelajari dari Orang Majus ialah mereka mau memberi bagi Tuhan. Orang majus memberi di sini bukan asal, biasa, dan yang penting sudah memberi. Tetapi memberi yang terbaik bagi Tuhan. Apa yang mereka beri? Ada dua hal yang mereka beri kepada Tuhan sebagai pemberian yang terbaik. Pemberian Orang Majus yang terbaik ialah Diri mereka sendiri mereka datang menyembah Dia. Perjalanan jauh yang ditempuh oleh mereka, ternyata bukan sebagai perjalanan biasa melainkan perjalanan keagamaan untuk bertemu tokoh yang besar. Tokoh inilah yang telah dinubuatkan dalam PL yang mereka pelajari selama ini. Sebagai ahli perbintangan atau astrologi, ilmu mereka tidak mereka gunakan untuk hal yang sia-sia, justru mereka gunakan untuk mencari kebenaran sejati. Berbeda dengan orang cerdas jaman sekarang ini. Mereka menggunakan keahlian mereka untuk menentang kebenaran Alkitab. Terbukti adanya teori big bang, revolusi, dan sebagainya ,yang membuat mereka menolak bahwa Tuhan sebagai pencipta. Bahkan banyak di antara mereka menjadi atheis. Tidak dengan Orang Majus, ilmu mereka dan bahkan hidupnya, mereka bawa kepada Tuhan. Mereka datang dari jauh untuk menyembah Tuhan. Mereka datang untuk mempersembahkan hidup mereka sebagai penyembah Allah. Mereka mempersembahkan diri mereka melalui menyembah Dia. Kelahiran Kristus atau Natal menuntun Orang Majus, juga kelahiran Kristus atau Natal menuntun kita untuk menyembah Dia. Memberi materi emas, kemenyan, dan mur. Selain mereka menyembah Dia, ternyata mereka juga sudah mempersiapkan persembahan yang terbaik bagi Tuhan yakni emas, kemenyan, dan mur. Menurut legenda Emas dipersembahkan oleh Melkhior, orang Persia, berambut putih; Kemenyan dipersembahkan oleh Gaspar, orang India, badan bersih yang kemerah-merahan; Mur dipersembahkan oleh Balthasar, orang Arab, hitam dan berjanggut lebat. Mur semacam obat, Mrk 1523. Emas, kemenyan, dan Mur bukan barang murah pada zaman dahulu melainkan barang mahal. Jadi mereka memberikan yang terbaik. Emas – barang berharga; Kemenyan – wangi-wangian; Mur – minyak urapan. Kita pasti tahu apa itu Emas, sebab dari dulu hingga sekarang, emas masihlah berharga. Tetapi apa itu kemenyan dan Mur? Kemenyan Kemenyan, bahan ini merupakan getah keras yang berasal dari beberapa macam pohon tertentu, khususnya Boswellia Carterii, B. Papyrifera, dan B. Thurifera , yang terdapat di Arabia bagian barat-daya, Etiopia dan India. Kemenyan menjadi sumber kekayaan para pedagang yang menempuh jalan perdagangan kuno dari Arabia Selatan ke Gaza dan Damsyik Yes 606 Kemenyan menjadi salah satu unsur ukupan yang kudus Keluaran 3034 dan dibakar pada saat korban sajian dipersembahkan Imamat 615, kemenyan tulen dibubuhkan di atas setiap susunan roti sajian di Kemah Suci Imamat 247. Mur Mur adalah getah dari torehan batang dan cabang suatu pohon yang rendah yang disebut Commiphora myrrha dulu Balsamodendron Myrrha atau Chommiphora Kataf. Kedua tumbuhan itu asli Arabia Selatan dan bagian Afrika yang berdekatan. Getah menetes dari pohon dan menjadi kental dan berwarna kuning coklat dan berminyak. Mur adalah jenis “Damar” dari getah dari torehan batang dan cabang suatu pohon yg rendah semacam pohon balsem yang berduri dan keras kayunya disebut Commiphora abyssinica atau Commiphora myrrha dulu Balsamodendron myrrha atau Commiphora kataf. Getah menetes dari pohon dan menjadi kental berwarna kuning coklat dan berminyak. Getah-nya ini rasanya pahit dan berbau wangi. Pohon ini tumbuh di Arab-selatan dan bagian Afrika yg berdekatan Mur digunakan untuk membuat minyak urapan kudus Kel 3023-33 Mur dinilai tinggi karena harum baunya Mazmur 459, Amsal 717, Kidung 36; 414; 55, 13, dipakai untuk wangi-wangian perempuan Ester 212 dan kosmetik. Untuk melihat kemuliaan Tuhan, tidak cukup kita mencari dan mengikuti tuntunan Tuhan, harus disertai memberi yang terbaik untuk Tuhan sebagaimana Orang Majus juga memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Ada harga yang harus kita bayar ketika kita mengikut Tuhan. Maukah kita berkorban perasaan, pikiran, fisik, maupun harta? Berilah yang terbaik bagi Tuhan, maka kita akan mendapatkan yang terbaik dari Tuhan. Baca juga 5 FAKTA ATAU BUKTI YESUS BENAR-BENAR MATI DISALIBKAN DI ATAS KAYU SALIB Untuk mengalami tuntunan Tuhan, tidak bisa tidak, kita harus belajar untuk memberi yang terbaik bagi Tuhan. Sebab kita akan berkenan di hadapan Tuhan ketika kita selalu memprioritaskan Tuhan. Bahkan Ia akan memakai dan menuntun kita hingga kita kembali berpulang kepada-Nya. Berilah yang terbaik bagi Dia Matius 633. Kesimpulan Belajarlah kepada Orang Majus yang mendapat tuntunan menemui Raja di Atas raja. Untuk mengalami tuntunan Tuhan sebagaimana Orang Majus di tuntun Tuhan atau sebagaimana kelahiran Kristus atau Natal menuntun kita pada pengenalan yang benar. Maka Marilah kita mencari hadirat Tuhan. Teruslah mencari Tuhan atau tetap setia kepada Tuhan apapun yang terjadi, sebagaimana Orang Majus mencari Tuhan. Marilah kita mengikuti tuntunan Tuhan. Jangan pernah mundur dan teruslah berharap pada tuntunan Tuhan. Dan yang perlu kita lakukan adalah tetap Marilah kita memberi bagi Tuhan. Memberikan yang terbaik bagi Tuhan ialah melalui hidup kita dan apa yang kita miliki. Tuhan mau kita memberi yang terbaik baginya dan menerima yang terbaik bagi Tuhan. Dilarang meng-copy dan publish ulang tulisan berjudul “Natal Menuntun Kita Kepada-Nya” ini, tanpa seijin penulis Jika Anda merasa diberkati dengan artikel berjudul “Natal Menuntun Kita Kepada-Nya” ini, bagikanlah artikel ini kepada sahabat, keluarga, dan rekan-rekan Anda. Jangan lupa, Like Sukai Fanspage Facebook Fokus Hidup yang ada di situs ini atau klik DI SINI untuk mendapatkan info-info terbaru dari Mari bergabung juga dengan grup Facebook Fokus Hidup dengan cara klik DI SINI. Silahkan tinggalkan komentar Anda, bila ingin menanggapi, bertanya, ataupun memberikan saran dan kritik. Jangan berhenti di tangan Anda, tetapi bagikanlah artikel Natal Menuntun Kita Kepada-Nya ini, melalui sosial media Facebook, Twitter, Google+, dll. Anda. Sebab dengan demikian, Anda juga sudah berpartisipasi dalam mengajarkan kebenaran Alkitab. Selain itu, teruslah bertekun dalam Kristus. Tuhan Yesus Memberkati …!!! Jangan lupa, kunjungi juga beberapa artikel di bawah ini yang menguatkan iman Saudara. Bom Di Malam Natal, Kisah Sang Pahlawan Kemanusiaan Kiat Si Bodoh yang Menjadi Miliarder 8 AKIBAT MENOLEH KE BELAKANG, PENTING DISIMAK Menoleh Ke Belakang? Milikilah Ketaatan… Melayani Dibutuhkan Tindakan Kepedulian
Daftar Isi Contoh Khotbah Tema Natal 1. Keajaiban Natal 2. 3 Tipe Manusia Menyambut Kelahiran Juru Selamat 3. Natal Melepaskan Kita Dari Ketakutan 4. Dia Datang Mewujudkan Kasih-Nya 5. Tujuan Kelahiran Yesus di Dunia Lukas 167-75 6. Dia Datang Pasti Ada Jawaban Makassar - Khotbah tema Natal menjadi renungan bagi umat Kristen dalam memaknai hari kelahiran Sang Juru Selamat. Khotbah berisikan pesan-pesan rohani untuk mendekatkan diri kepada yang diperingati setiap 25 Desember ini menjadi momen yang paling dinanti oleh umat Kristen. Rangkaian ibadah dilakukan oleh umat Kristiani pada hari spesial menjadi salah satu bagian ibadah yang harus diikuti. Ada berbagai pembahasan khotbah yang dapat dibacakan, khususnya yang bertema Natal. Berikut 6 contoh khotbah dengan tema Natal yang dapat dibawakan sebagai Keajaiban NatalPendahuluanMari kita membaca ayat pokok kita yang kita ambil dari Yesaya 532, "Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering".Dalam kehidupan nyata, sering kita melewati batas wilayah. Biasanya batas itu dibuat untuk menjadi tanda bahwa yang akan dimasuki kita, sudah bukan lagi wilayah yang sama. Biasanya batas dibuat untuk membagi antara satu desa dengan desa lainnya, satu kabupaten dengan kabupaten lainnya dan seterusnya sampai batas antar Kristus adalah pembatas dalam sejarah manusia. Itu sebabnya kita mengenal tahun Masehi dan Tahun sebelum Masehi. Ini adalah salah satu peristiwa yang dahsyat dan sangat Yesus mengawali pelayanan-Nya di depan umum, berita tentang pengajaran dan mukjizat-mukjizat-Nya tersebar sampai kemana-mana, tentu saja sampai juga ke kampung halaman-Nya, Nazaret. Seandainya pada waktu itu sudah ada surat kabar di Nazaret, mungkin akan menuliskan kepala berita "Pemuda Lokal Meraih Sukses". Ia semakin terkenal dan ketika Yesus berkhotbah di Nazaret, warga di kampung halaman-Nya menolak Dia dan pengakuan-Nya. Mereka tidak dapat menerima seseorang yang mereka kenal selama ini sebagai tukang kayu, lalu mengaku sebagai Mesias. Mereka tidak dapat mengikuti seseorang yang selama ini mereka pandang sebagai sesama warga, kemudian mengaku sebagai Raja. Itulah sebabnya Yesu berkata, "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri." Markus 64. Markus mencatat reaksi kampung halaman Yesus dengan kata-kata "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apapulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya." ayat 2. Terheran-heran mereka bertanya "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" ayat 3. Dengan kata lain,mereka mencari penjelasan tentang Dia dalam hubungan dan istilah Alkitab kita hari ini berbunyi, "Sebagai taruk Ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering". Tanah kering menggambarkan lapisan yang keras dan gersang, bukan tempat yang cocok bagi tanaman untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Tanah yang kering ini melukiskan tentang beberapa keadaan hidup Tidak diharapkan. Yesus datang, bukan sebagai orang dewasa, seperti yang diharapkan, melainkan sebagai bayi mungil. Ia tidak dilahirkan di istana yang megah atau rumah yang mewah, tapi di sebuah palungan. Tetapi dari pribadi yang pada saat kelahiran-Nya bahkan sampai hari kematian-Nya mengalami penolakan, tetapi kemudian menjadi pribadi yang sanggup mengubahkan 21, "Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem". Ini membuktikan kelahiran Yesus dihubungkan dengan dunia luar orang majus dan tercatat dalam sejarah, dan kelahiran Yesus menjadi tahun penanggalan sampai hari ini, demikian juga dengan hidup kita, seharusnya menjadi tonggak sejarah yang dikenang orang sepanjang Mujizat. Ia lahir dari seorang perawan. Dikandung oleh Roh 118, "Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut Pada waktu Maria, ibu- Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri".Matius 124-25, "Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus". Ini membuktikan kelahiran Yesus sungguh ajaib, lahir bukan karena akibat hubungan suami istri. Dan membuktikan juga bahwa Yesus adalah 100 persen Allah sekaligus 100 persen manusia. Demikian juga hidup kita adalah ajaib, lihat saja bagaimana ajaibnya jantung kita berdenyut. Otak kita berpikir, paru-paru kita Tidak dapat dipahami. Seorang pekebun akan menyiapkan tanah untuk bercocok tanam dan kemudian menjaga tanah itu tetap lembab dan gembur. Jika suatu tanaman tumbuh di tempat yang kering atau diretakkan gunung, pasti ia akan layu dan kerdil. Yesus tumbuh sebagai tunas dari tanah yang kering, namun Ia bukan sosok yang lemah dan rapuh. Ia pribadi yang luar biasa. Ia adalah yang terbaik, termulia, tertinggi dan tersuci di antara seluruh umat 134, "Kata Maria kepada malaikat itu "Bagaimana hal itu mungkin terjadi,karena aku belum bersuami?". Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang masuk akal pada waktu itu. Jawaban malaikat menunjukkan bahwa ini akan menjadi hasil dari aktivitas Roh Kudus. "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." Lukas 135.Mukjizat tidak akan pernah bisa terjadi tanpa pekerjaan Roh Kudus. Itu sungguh benar dalam peristiwa yang menakjubkan dua ribu tahun lalu tersebut dan sekarang pun juga. Jadi, inilah pelajaran bagi kita semua dari kisah Natal, dan itu berlaku untuk kita tidak hanya saat Natal, tetapi setiap hari. Kita tidak bisa menjalani kehidupan yang Tuhan inginkan, dan mencapai impian-Nya bagi kita, tanpa kuasa Roh Kudus. Karya Roh Kudus adalah sisi keajaiban Allah, namun apakah tanggung jawab Maria? Terselip dalam bahasa asli dari percakapannya dengan malaikat itu kata yang tidak diperhatikan dari pembacaan ayat tentang dialog Maria dengan Gabriel. Malaikat itu berkata kepada Maria, "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil" Lukas 137. Maria menanggapi malaikat itu "jadilah padaku menurut perkataanmu itu" Lukas 138.PenutupHari ini kita memperingati Natal. Natal adalah pembuktian keajaiban Tuhan. Dalam peristiwa Natal pertama terjadi banyak keajaiban. Kita percaya bahwa keajaiban Natal itu, tidak saja terjadi pada Natal pertama, tetapi juga di Natal saat ini. Mujizat Natal masih terjadi. Alamilah mujizat Natal ini, dengan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap permasalahan yang terjadi dan sedang kita hadapi. Kita bisa melihat perkara-perkara yang dahsyat karena keajaiban ada diantara kita yang menghadapi Natal dengan berkata,"Saya tidak tahu apakah Natal tahun ini saya bisa merayakannya kembali dengan suami yang sudah sekian lama pergi". Percayalah keajaiban masih ada. Mujizat Natal masih terjadi. Mungkin ada yang mengalami ketakutan karena dokter berkata, "penyakitmu sudah parah dan tidak bisa lagi disembuhkan. Tetap percaya kepada Tuhan dan katakan "Pasti ada keajaiban".2. 3 Tipe Manusia Menyambut Kelahiran Juru SelamatPendahuluanKelahiran Yesus adalah sebuah sejarah dunia yang tidak bisa diabaikan oleh siapapun, khususnya bagi kita orang-orang percaya. Kita sudah sering mendengar, membacakan bahkan menyaksikan kisah Natal ini baik melalui pertunjukan drama Natal, atau film tentang kelahiran Yesus Sang Juru selamat. Namun ada beberapa hal yang sering kita lupakan dari sejarah kelahiran-Nya. Bahkan kita sering hanya terpesona dengan tayangan-tayangan tersebut tanpa dapat memahami makna dan pelajaran apa dari kisah ini mari kita belajar tentang bagaimana sikap hati dalam menyambut Natal, khususnya melalui para tokoh yang biasanya muncul dalam drama atau pertunjukkan-pertunjukkan Natal. Mari kita akan belajar tentang 3 tiga tipe manusia dalam menyambut Natal khususnya dari tokoh para gembala, orang majus dari timur dan Herodes. Tokoh-tokoh ini pasti tidak asing lagi karena kerap kali muncul dan diperankan dalam Natal di gereja-gereja. Tapi bagaimana sikap hati mereka dalam menyambut bayi Yesus?. Mari kita renungkan satu Para GembalaSebelum kita membahas lebih lanjut tentang para gembala ini, ada baiknya kita membaca beberapa ayat yang berhubungan dengan para gembala ini. Secara keseluruhan kisah tentang para gembala ini dicatat dalam Lukas 28-120. Untuk kali ini kita akan membaca ayat 8-11, dikatakan demikian "Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka "Jangan takut, sebab sesungguhnya kau memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud"". Ketika kita mendengar kisah tentang para gembala yang datang untuk menjumpai bayi Yesus, ada perasaan sukacita di dalam hati kita. Bagaimana tidak, seorang Malaikat Tuhan memberitakan tentang kelahiran Yesus kepada para gembala. Tuhan memberi perintah kepada malaikat untuk memberitakan tentang kelahiran Yesus kepada mereka, padahal mereka hanyalah orang-orang biasa. Tetapi para gembala ini sangat penting bagi Tuhan, karena Tuhan mengasihi orang-orang biasa seperti orang-orang Majus ini dan juga kita Tuhan memilih para gembala menjadi orang-orang yang pertama kali diberikan kesempatan untuk mendengar berita tentang kelahiran Yesus? Jawabnya yaitu karena pengorbanan. Para gembala ini benar-benar memiliki pemahaman yang luar biasa tentang pengorbanan. Walaupun pengorbanan mereka tidak dalam wujud materi, tetapi kesediaan untuk mendengar suara Tuhan dan menjumpai bayi Yesus di Bethlehem sungguh pengorbanan yang luar biasa. Jarak antara Bethlehem dan Yerusalem memang jarak yang dekat, tetapi antara Yerusalem dan Bethlehem dibatasi dengan bukit-bukit dimana para gembala menggembalakan domba-domba adalah kesempatan untuk kita berkorban. Belajar dari para gembala, kesederhanaan bukan halangan untuk kita berkorban bagi Tuhan. Mari kita persembahkan hati dan hidup kita bagi kemuliaan nama Orang-orang Majus dari TimurKisah tentang orang-orang Majus ini dapat dibaca dalam Matius 21-12. Kisah tentang orang-orang Majus ini adalah kisah tentang tentang penyembahan dan pemujaan. Selain itu juga tentang pengorbanan tentunya. Orang Majus ini mewakili kaum ningrat dan cendekiawan yang ada pada waktu itu. Mereka adalah kelompok orang-orang kaya, terpelajar, dan memiliki pengetahuan tinggi. Tuhan mengasihi mereka. Tuhan juga lahir buat kelompok seperti yang diwakili oleh orang-orang Majus ini. Tuhan bahkan memberikan tanda istimewa seperti kemampuan dan kecakapan mereka dalam dunia perbintangan yaitu melalui bintang khusus yang ditunjukkan kepada mereka dan menuntun mereka untuk menemukan Yesus. Orang Majus mempergunakan kepandaian mereka untuk mempelajari tentang Mesias dan mereka sangat bersukacita ketika semua nubutan itu mereka menemukan Yesus, Alkitab mencatat, mereka segera sujud menyembah. Itulah sebabnya dari orang Majus ini kita belajar tentang penyembahan dan pemujaan kepada Tuhan Yesus Kristus. Ini menjadi peringatan buat kita, Di tengah-tengah suasana Natal ini, masihkah fokus hidup kita hanya kepada Yesus? Ataukah kita terlena dengan kesibukan suasana Natal, sampai-sampai kita tidak lagi menyadari bahwa Natal adalah peringatan kelahiran Yesus, dan kita harus sujud menyembah 211 dikatakan,"Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur". Dari ayat ini kita juga dapat belajar tentang pengorbanan. Mereka tidak sayang-sayang untuk berkorban bagi Yesus dengan mempersembahkan harta milik mereka yang terbaik. Orang-orang Majus tahu bahwa memberi persembahan adalah bagian dari penyembahan yang makna dari persembahan orang Majus ini yaitu; Emas, Kemenyan dan Mur?a. EmasArti persembahan berupa Emas yaitu pengakuan bahwa Yesus adalah raja. Emas pada masa itu, bahkan sampai saat ini adalah barang mulia yang tidak sembarang orang memilikinya. Pada masa itu para raja biasanya menerima persembahan berupa emas dari pajak yang dikumpulkan dari rakyatnya dan disimpan dalam rumah perbendaharaan raja. Jadi orang-orang Majus itu bukan membawa persembahan hanya untuk "orang yang baik", tetapi membawa persembahan untuk keluarga kerajaan. Mereka mengakui bahwa Yesus adalah Raja, karena memang Dia adalah Raja di atas segala raja, dan Penguasa di atas segala penguasa di bumi hati kita untuk Yesus masuk dan bertahta dalam hati dan hidup Edward VIII raja dari Kerajaan Inggris adalah raja yang sangat peduli dengan rakyatnya, terutama mereka yang miskin dan membutuhkan bantuan. Pada suatu hari ia berkunjung ke sebuah desa nelayan untuk meresmikan sebuah kapal. Ia menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi salah satu rumah penduduk yang ia tahu membutuhkan kepeduliannya. Ia memang mengetahui bahwa pemilik rumah itu memiliki reputasi yang kurang baik. Tapi Raja Edward tidak mempedulikan semuanya itu. Orang itu mendengar pintu rumahnya diketuk. Dari dalam rumah, ia berseru dengan suara kasar, "Siapa kamu?". Raja Edward menjawab, "Aku adalah rajamu. Bolehkan aku masuk?". Karena orang itu berpikir, tidak mungkin raja yang agung itu mau masuk ke rumahnya, jangan-jangan hanya orang yang bergurau saja". Maka ia memutuskan untuk tetap tidak membukakan pintu rumahnya. Raja Edward VIII adalah seorang raja yang sopan yang tidak mau memasuki rumah orang yang tidak mengijinkan ia masuk. Ia pun segera meninggalkan rumah itu dan berpindah ke rumah lainnya yang menyambutnya. Akhirnya orang miskin itu kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan rajanya dan mendapatkan hadiah dari rajanya yang kita peringati kelahirannya di Natal ini memang lahir sebagai bayi. Tapi Dia adalah Raja segala raja. Ia akan masuk dan menjadi raja dalam setiap hati orang-orang yang membuka pintu dan memberikan kesempatan kepada-Nya untuk KemenyanArti persembahan berupa kemenyan adalah pengakuan bahwa Yesus adalah Imam Agung dan Tuhan kita. Kemenyan digunakan sebagai salah satu elemen dalam penyembahan. Kemenyan itu dibakar sehingga asapnya menyebar di sekeliling mezbah oleh imam yang memimpin ibadah. Dalam Alkitab, kemenyan melambangkan doa-doa kita dan harus kita naikkan dalam nama Tuhan menyatakan bahwa Ia adalah satu-satunya perantara antara kita dengan Bapa. Dia adalah Imam Agung kita yang memahami penderitaan kita dan Dia juga pernah mengalami pencobaan seperti membiarkan kesibukan seputar Natal membuat kita tidak berdoa. Jangan membiarkan kesibukan itu memutus "hubungan" dengan Bapa melalui doa dalam nama MurArti persembahan dalam bentuk Mur adalah pengakuan bahwa Kristus Adalah Korban Kita. Mur adalah cairan untuk pembalseman jenazah pada waktu itu. Betapa anehnya mur dijadikan persembahan oleh orang-orang Majus untuk Yesus pada waktu itu. Tetapi rupanya ini adalah persiapan untuk kematian Yesus yang akan datang. Ini juga adalah bentuk pengakuan bahwa Yesus harus mati untuk menebus dosa mur itu mendapat konfirmasi melalui pernyataan Hana dan Simeon pada waktu Yesus berumur 8 hari dan diserahkan di Bait Allah untuk disunat. Lukas 235 mencatat tentang hal ini dalam kalimat "Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya nyata pikiran dan hati banyak orang".3. HerodesJika para gembala dan orang-orang majus siap menyambut kelahiran Yesus dengan sukacita, maka keadaan yang bertolak belakang justru terjadi dalam kehidupan tokoh yang ketiga ini yaitu Herodes. Ia tidak siap menyambut kelahiran Yesus. Ia bahkan menyambut kelahiran Yesus dengan ketakutan. Ia takut tersaingi dengan lahirnya Yesus ini. Ia berpikir bahwa posisinya sudah terancam. Itu sebabnya ia menyambut Yesus dengan ketakutan dan bahkan mengeluarkan peraturan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang berumur dua tahun ke ada yang berpikir, mengapa Herodes tidak melihat bintang yang dilihat orang Majus itu? Mengapa ia tidak mendengar berita Natal dari para malaikat? Seharusnya ia bisa melihat dan mendengar hal itu, tetapi ia tidak mempunyai mata untuk melihat dan telinga untuk adalah gambaran orang-orang yang menyambut Natal dengan kesedihan dan ketakutan. Gambaran orang-orang yang tidak merasakan sukacita Natal. Barangkali yang ada di pikirannya adalah kalau sudah musim Natal, itu artinya sebentar lagi ada banyak pengeluaran untuk Natal. Belum lagi kalau yang pengusaha memikirkan bagaimana ia harus mengeluarkan dana ekstra untuk THR para karyawan dan ketiga sikap hati dalam menyambut Natal ini, Mari kita koreksi diri, ada di pihak mana kita? Apakah seperti para gembala yang menyambut Natal dengan sukacita dan ketaatan untuk memenuhi panggilan Tuhan. Apakah seperti Orang-orang Majus yang dengan hati tulus datang kepada Tuhan Yesus bahkan memberikan persembahan yang terbaik bagiNya. Ataukah justru seperti Herodes yang dengan pesimis, penuh dengan ketakutan dalam menyambut Natal?Tuhan ingin mengubah semua Herodes menjadi seperti para gembala dan orang Natal Melepaskan Kita Dari KetakutanPendahuluanKetakutan adalah permasalahan manusiawi yang pasti akan dialami oleh semua manusia yang ada di dunia. Selama manusia ada di dalam dunia, maka pasti akan mengalami masalah ketakutan ini. Apapun tingkat golongannya, kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, pastilah semuanya akan tetap merasakan yang namanya ketakutan. Kita merasa takut ketika berhadapan dengan sesuatu yang mengerikan atau hal-hal yang menakutkan. Ketakutan itu normal, tetapi terus tinggal dalam ketakutan itu yang tidak ini ada banyak peristiwa yang terjadi di dunia ini yang dapat membuat kita merasa takut. Peristiwa bencana alam seperti tanah longsong, gempa bumi, kecelakaan pesawat dapat saja menjadi alasan untuk orang mengalami ketakutan. Belum lagi kondisi ekonomi yang tidak menentu hari-hari ini. Harga-harga yang terus melambung tinggi, bahkan kekerasan yang terjadi di sana-sini, membuat banyak orang merasa kehilangan kita merasakan makna Natal yang sesungguhnya? Atau kah Natal hanya sekedar perayaan yang nanti nya berlalu begitu saja tanpa makna? Mari kita memperhatikan makna Natal yang sejati yaitu bahwa Natal melepaskan kita dari Kita Menjadi Takut?Ketakutan dapat terjadi kepada setiap orang. Sekalipun mungkin orang tersebut memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan, Memang ketakutan ada dua hal. Ada ketakutan yang positif dan memang harus kita kembangkan. Tetapi ada juga ketakutan negatif yang seharusnya tidak perlu ada dalam kehidupan kita. Ketakutan yang positif misalnya takut kepada Allah kalau melakukan kebohongan, dll. Ketakutan yang negatif misalnya; takut kepada setan, takut kepada kegagalan, dll. Persoalannya ada anak-anak Tuhan yang mengalami ketakutan yang negatife. Mengapa hal ini terjadi?1. Kehilangan Pengharapan Lukas 17,18Kehilangan pengharapan dapat terjadi kepada siapa saja, bahkan hal ini terjadi dalam kehidupan Zakharia dan Elisabet. Ternyata tidak semua orang mengenal dan tahu siapa yang menjadi pengharapannya. Pertanyaannya Kita tahu kepada siapa kita berharap, akan tetapi apakah kita mengenal siapa yang menjadi sumber pengharapan Ketika melihat segala sesuatu sesuai dengan pikiran manusia Lukas 134Allah menciptakan manusia beda dengan yang lainnya karena manusia memiliki otak dan pikiran. Namun seringkali dengan pikiran membuat kita mengecilkan kuasa Tuhan. Maria melihat kuasa Tuhan pikirannya ayat 34. Memang secara manusia, hal tersebut nyata dan tidak mungkin terjadi ayat 18. Pikiran kita sangat mempengaruhi kita untuk mempercayai kuasa Kehilangan sukacita Lukas 110,14Kehilangan sukacita menimbulkan ketakutan dalam hidup manusia. Zakharia dan Elisabeth kehilangan sukacita karena tidak memiliki keturunan. Sukacita dapat lenyap karena beban, pergumulan dalam kehidupan manusia. Apakah sukacita kita ditentukan dengan keadaan di luar diri kita? Atau siapa yang menjadi sumber sukacita kita?Apa yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus Juru Selamat kita?1. Yesus Kristus memberikan pengharapan yang baru Lukas 113Amsal 2318, 2414- Yesus memberikan pengharapan yang baru dalam hidup kita. Pengharapan akan masa depan di dunia ini. Pengharapan akan penyelesaian segala persoalan kita, bahkan pengharapan "Hidup yang kekal" di dalam Yesus Monica menyanyikan sebuah lagu "Dimanakah Letak surga itu". Ada begitu banyak orang yang belum paham betul bahkan tidak ada jaminan tentang pengharapan saat penghakiman. Namun kelahiran Yesus Kristus menggenapkan pengharapan yang kekal dan pengharapan kita di surga, Dia menyatakan melalui Yesus, mengapa kita mesti takut menghadapi segala hal yang terjadi di dunia ini. Kalau yang kekal saja Dia berikan kenapa mesti takut untuk masalah-masalah yang tidak kekal?2. Yesus Kristus memungkinkan segala sesuatu Lukas 137Pikiran manusia sangat terbatas untuk mampu memahami kemahakuasaan Tuhan. Namun seringkali justru manusia menggunakan pikirannya untuk melihat kuasa Tuhan dinyatakan. Ketika kita mengukur kemahakuasaan Tuhan dengan pikiran kita, maka sama saja dengan kita mengecilkan kuasa Tuhan. Bagi Allah segala sesuatu mungkin. Apa yang menyebabkan kita mengalami ketakutan? Keadaan, pergumulan, bean hidup yang membuat kita meragukan kuasa Allah. Namun Allah sanggup melakukan semua dengan Yesus Kristus sumber segala sukacita kita Lukas 210.Yesus Kristus memberikan sukacita yang melampaui segala batas, karena Dialah sumber sukacita itu. Sukacita kita tidak ditentukan dengan apa yang ada di luar kita melainkan apa yang ada di dalam ini apa yang menjadi ketakutan kita? Allah melalui kelahiran Yesus Kristus melenyapkan segala ketakutan kita. Ia memberikan pengharapan yang baru, memungkinkan segala jawaban doa yang menurut manusia tidak mungkin dan Ia memberikan sukacita penuh melebihi segalanya. Jangan biarkan Natal hanya sebagai perayaan biasa, namun biarlah Natal melepaskan kita dari segala Dia Datang Mewujudkan Kasih-NyaPendahuluanMari kita membaca ayat bacaan kita dalam Yohanes 316 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". Ayat ini tentu saja bukan ayat yang asing bagi kita. Hampir di setiap acara Natal, ayat ini muncul dan menjadi ayat tema. Memang ayat ini adalah ayat kunci dari seluruh kitab suci. Ayat ini juga adalah inti dari ini mengingatkan akan begitu besarnya cinta Allah kepada kita umat-Nya. Dalam dunia ini tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih Allah kepada kita. Sebetulnya sebagai orang-orang yang berdosa, kita tidak layak untuk dikasihi. Tetapi Allah, yang karena kasih-Nya sudah menjadikan kita orang yang tidak layak untuk dikasihi, menjadi obyek kasih-Nya. Inilah kasih yang sejati. Kasih adalah salah satu sifat dari Allah. Kasih menjadi dasar yang membentuk hubungan Allah dengan manusia. Berbagai perbuatan Allah bagi manusia adalah sebagai bukti perwujudan kasih Allah kepada Yohanes 49 mencatat bahwa bukti kasih Allah kepada manusia adalah Dia telah mengutus anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Yesus datang ke dunia untuk menggantikan manusia menjalani hukuman atas dosa. Kematian-Nya memberi hidup kepada manusia yang percaya kepada-Nya. Dan ini bukan karena manusia yang lebih dahulu mengasihi Allah tetapi karena Allah yang lebih dahulu mengasihi Kasih AllahMari kita lihat bagaimana wujud kasih Allah kepada manusia. Hal ini dapat dilihat dari arti nama-nama dari Allah yang diperkenalkan langsung oleh Allah kepada Allah mewujudkan kasih-Nya dengan menyelamatkan manusia. Matius 121 "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan dia Yesus, karena dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka".Nama Yesus adalah nama yang menyelamatkan setiap orang-orang yang percaya kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan arti nama-Nya yaitu penyelamat. Yesus Kristus adalah satu-satunya juru selamat, jalan yang tepat, untuk kita beroleh rahmat dunia ISA ALMASIH; Ia Saja Allah, Allah Maha Kasih. Ia datang membawa Rahmat. sehingga Rekonsiliasi Antara Allah dan Manusia Allah mewujudkan kasih-Nya dengan ber-Immanuel kepada 123, Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel-yang berarti Allah menyertai kita. Kata Immanuel adalah kata kerja aktif dalam bahasa Ibrani dan berarti Allah menyertai kita. Dari ayat ini kita bisa melihat wujud kasih Allah yaitua. Allah secara aktif, bersekutu dengan manusiab. Allah secara aktif memelihara manusiac. Allah secara aktif membela kita sehingga kita menangKalau kita punya Allah yang sedemikian rupa mengasihi kita, tentu kita tidak akan pernah takut dan gentar menghadapi problematika hidup Merespon Kasih AllahBagaimana kita merespon kasih Allah? Hidup di dalam kasih adalah respon yang harus ditunjukkan oleh orang-orang yang telah menerima kasih Allah Matius 2237-39. Dari ayat-ayat ini kita tahu bahwa kita harusMengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kitaMengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiriPenutupMasa-masa Natal ini biarlah ini waktunya untuk kita berefleksi mengenang betapa besar kasih Tuhan dalam kehidupan kita dan sejauh mana kita sudah mengasihi Tuhan dan sesama sebagai respon kia untuk membalas kasih-Nya. Selamat Yesus Memberkati. Tujuan Kelahiran Yesus di Dunia Lukas 167-75Ketika istri Zakharia, Elisabet, melahirkan anak, maka Zakharia penuh Roh Kudus dan nubuat tersebut, yang dikenal sebagai nyanyian pujian Zakharia, atau dalam istilah Latin, Benedictus, Zakharia menyingkapkan tujuan sebenarnya dari kelahiran Yesus Kristus di menyebutkan 4 tujuan kelahiran Yesus di bumi, khususnya bagi masa itu, dalam pemahaman Zakharia, dan pemahaman orang- orang Israel secara umum, umat Allah dipahami sebagai keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub, atau singkatnya bangsa Israel/ umat Allah yang kita pahami saat ini, sebagaimana dalam Alkitab Perjanjian Baru, adalah adalah kumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, baik orang Yahudi maupun non- 4 tujuan kelahiran Yesus di Untuk Menggenapi Janji Tuhan Kepada Daud dan Nubuat Nabi-nabi ayat 69-70Kedatangan Yesus ke dunia merupakan penggenapan janji/nubuatNya kepada Daud, raja terbesar adalah orang pilihan Tuhan. Kepadanya Tuhan telah berfirman bahwa tahtanya akan dibangun turun-temurun. Pemerintahan Daud tidak akan yang dimaksud dengan tahta atau pemerintahan Daud di sini bukanlah secara harfiah, dalam arti politis, tetapi secara akan menjadi raja dan Tuhan atas umat-Nya. Dan hal ini akan benar-benar menjadi nyata tatkala Ia datang untuk kali kedua sebagai raja dalam kerajaan Mesianik atau Kerajaan Seribu menggenapi janjinya kepada Daud, kelahiran Yesus di dunia juga menjadi penggenapan atas nubuat nabi-nabi di Perjanjian Lama, seperti nubuat nabi Musa, Yesaya, dan Untuk Melepaskan Manusia dari Musuh/Dosa ayat 71Tujuan kelahiran Yesus yang lain adalah untuk melepaskan kita dari musuh. Musuh di sini harus diartikan secara rohani, yakni dosa dan telah terbelenggu oleh dosa sejak kejatuhan manusia pertama, Adam, ke dalam diri semua manusia yang adalah keturunan Adam, mengalir darah upaya manusia untuk menyelamatkan dirinya dari dosa adalah persembahan, kesalehan, amal ibadah, dan segala ritual agama, tak mampu menyelamatkan manusia dari belenggu itu Yesus, yang adalah Tuhan sendiri, rela datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari Untuk Menggenapi Janji-Nya kepada Abraham ayat 72-73Kedatangan Yesus ke dunia sebagai manusia juga merupakan penggenapan janji Allah kepada telah berjanji kepada Abraham, nenek moyang bangsa Israel, bapa orang beriman, bahwa olehnya seluruh bumi akan diberkati atau diselamatkan Kejadian 121-3.Bagaimanakah caranya Abraham dapat memberkati/menyelamatkan seluruh bumi? Melalui keturunannya, yakni Yesus Kristus yang datang ke dunia sebagai manusia Galatia 316.4. Untuk Membuat Kita Beribadah kepada Tuhan Secara Benar ayat 74-75Tujuan terakhir kedatangan Yesus ke dunia adalah agar kita dapat beribadah kepada Tuhan secara kedatangan Yesus ke dunia, kita tidak lagi beribadah secara legalistik, tak lagi dibatasi oleh ruang, seperti halnya Bait Suci beribadah kepada Allah dalam roh dan kebenaran, dengan segala totalitas hidup kita Yohanes 424.Dalam konteks eskatologis akhir zaman, hal ini juga dapat mencakup ibadah kita dalam kehidupan kekal di surga; ibadah yang sesungguhnya, yang tak mungkin ada di Dia Datang Pasti Ada JawabanPendahuluanMari kita memperhatikan ayat yang menjadi tema Natal kita kali ini, yaitu Matius 118-25. Dari ayat-ayat ini kita akan mendengarkan firman Tuhan, sesuai dengan tema yang diberikan yaitu, "Dia Datang Pasti Ada Jawaban".Yesus adalah jawaban atas semua permasalahan hidup manusia. Kelahiran-Nya ke dalam dunia ini adalah untuk menjawab semua pergumulan jawaban atas masalah apa saja?Berdasarkan ayat-ayat bacaan kita ini, mari kita perhatikan bersama-sama, jawaban atas masalah apa saja yang ada dalam diri Tuhan Yesus Yesus jawaban atas persoalan 121, "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka". Setiap orang membutuhkan keselamatan. Banyak agama-agama yang mengajarkan jalan keselamatan. Tetapi sesungguhnya sampai kapan pun keselamatan tidak akan kita dapatkan kalau kita berusaha meraihnya dengan kemampuan kita sendiri. Keselamatan hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan akan dianugerahkan Tuhan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus 316 menulis, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal". Juga dalam Yohanes 146 dengan jelas mencatat,"Kata Yesus kepadanya 'Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku'". Yesus adalah satu-satunya jawaban untuk pengampunan dan keselamatan yang kita perlukan. Dialah satu-satunya yang berhak menghapuskan dosa-dosa kita, karena Dia telah mati untuk kita. Dialah satu-satunya yang punya kuasa untuk menghapus segala dosa-dosa kita, karena Dia adalah Allah. Karena Yesus jawaban atas persoalan keselamatan kita, untuk apa kita mencari jalan yang lain?Kedua Yesus jawaban atas persoalan ketakutan adalah perasaan yang banyak menghinggapi manusia di dunia. Tuhan Yesus mengetahui banyak orang yang dilanda ketakutan. Banyak hal yang terkadang menjadi alasan untuk orang merasa takut dan kuatir, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Karena itu Yesus datang ke dalam dunia untuk menjadi jawaban atas persoalan ketakutan yang dialami oleh banyak manusia di bumi ini. Beberapa kali ketika hendak menemui para tokoh-tokoh dalam Natal, mulai dari Yusuf, orang-orang Majus dan para gembala selalu diawali dengan perkataan "jangan takut". Misalnya ketika menemui Yusuf, Tuhan berkata "Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepada nya dalam mimpi dan berkata'Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isteri mu...'" Matius 121.Ketiga Yesus jawaban atas semua persoalan hidup masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia. Seringkali banyak orang merasa depresi dan putus asa. Sesungguhnya bagi orang-orang yang percaya kepada Tuhan, tidak ada alasan untuk mengalami ketakutan atau depresi. Yesus adalah Allah Imanuel. Allah yang selalu beserta dengan kita. "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -yang berarti Allah menyertai kita". Matius 123Allah kita adalah Allah yang Imanuel. Allah yang senantiasa beserta kita. Kalau Tuhan kita adalah Allah yang Imanuel, mengapa kita masih khawatir?Matius 1128 menulis, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,Aku akan memberi kelegaan kepadamu".Apapun persoalan yang ada di hadapan kita, kalau kita menyertakan Tuhan dalam setiap langkah, pasti kita akan dimampukan dalam menghadapi apapun yang adalah jawaban. Ada tiga hal yang sudah kita pelajari hari ini. Pertama, Yesus atas persoalan keselamatan. Kedua Yesus jawaban atas persoalan ketakutan manusia dan yang ketiga, Yesus adalah jawaban atas semua persoalan hidup manusia. Simak Video "Kapolrestabes Makassar Minta Maaf soal Mobil Patwal Tabrak Pemotor" [GambasVideo 20detik] alk/hsr
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID EwGPNfuJHeUzjH3K3rv-ZM2yQY4Qp2dAgiHMjp02KRkYEwZzZz5kmg==
renungan kristen tentang makna natal