Dapatkanharga tiket promo Candi Mendut & Candi Pawon - Paket VW Short Trip. Pesan tiket promo wahana rekreasi murah di Magelang Jawa Tengah secara online lebih praktis hanya di DigiTiket. Kapan saja dan di mana saja. virtual tour indonesia, wisata virtual indonesia. menu DigiTiket cari. Tapiselain itu, ada lagi objek tempat wisata di Magelang yang berupa candi yang menarik untuk di kunjungi yaitu Candi Mendut. Berikut ini kami akan membagikan informasinya, mulai dari fasilitas, lokasi, hingga harga tiket masuk ke objek tempat wisata Candi Mendut Magelang ini. Mengenal Candi Mendut Magelang Photo By : @vauzi86 HargaTiket Masuk Candi Mendut. Harga tiket untuk masuk ke Candi Mendut sangatlah murah untuk melihat bangunan bersejarah harganya yaitu : Rp. 10.000/orang. Sedangkan jika anda membawa kendaraan pribadi anda hanya akan dikenakan biaya parkir yaitu: Rp. 2000 untuk kendaraan roda dua dan Rp. 5000 untuk kendaraan mobil. Lokasi dan Rute Menuju Candi Mendut Untukmasuk ke objek wisata ini, pengunjung cukup membayar tiket Rp2.000 saat hari biasa dan Rp3.000 saat hari Minggu. Sedangkan untuk rafting, pengunjung dikenai tarif Rp40.000 per orang, dan sewa kuda Rp20.000 per orang. 5. Candi Mendut. Ilustrasi Candi Mendut. (Antara) 5 Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Candi Mendut. Jam buka: 07.00 - 19.00 WIB Harga tiket masuk: Rp 10.000,00 per orang, belum termasuk biaya parkir. Ada wisata apalagi di Jogja? Selain wisata candi, Jogja sebagai kota wisata menyimpan beragam tempat wisata lain yang menarik dikunjungi. Untukharga tiket masuk obyek wisata Candi Mendut Borobudur Magelang yaitu Rp.10.000/orang. Dengan biaya tambahan retribusi parkir ketika anda mengunjungi Candi Mendut menggunakan kendaraan. (HTM obyek wisata di Magelang satu ini bisa berubah-ubah dengan tambahan biaya parkir kendaraan). Magelang Jawa Tengah - Sabtu (4/6/2022) lalu, Menteri Koordinator Bidang kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan telah menggemparkan masyarakat dengan naiknya tiket masuk untuk wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur. Kenaikan harga tiket masuk bagi wisatawan lokal seharga Rp. 750 ribu bagi pengunjung yang ingin menaiki candi, sedangkan US$ 100 akan dikenakan bagi Untukharga tiket masuk Candi Pawon ini sangatlah terjangkau dan terbilang murah. Karena para wisatawan yang datang hanya akan di kenakan biaya sebesar Rp. 10.000 per orang untuk wisatawan lokal dan Rp. 20.000 per orang untuk wisatawan mancanegara. Hargatiket masuk Candi Pawon cukup terjangkau untuk berbagai kalangan pengunjung, baik lokal maupun mancanegara. Tiket masuk wisatawan dalam negeri -> Rp10.000. Tiket masuk wisatawan mancanegara -> Rp20.000. Tarif biaya masuk Candi Pawon bisa saja mengalami perubahan sewaktu-waktu, mengikuti aturan dan ketentuan dari pengelola setempat. Sementaraitu, untuk harga tiket masuk Candi Borobodor saat Berlokasidi wilayah Prambanan, Kabupaten Sleman, Candi Prambanan yang juga dikenal dengan nama Candi Roro Jonggrang ini menetapkan tiket masuk untuk wisatawan dewasa sebesar Rp50 ribu per orang dan anak-anak Rp25 ribu per orang. Sedangkan, wisatawan asing dewasa sebesar US$25 atau Rp350 ribu per orang dan anak-anak US$12 atau Rp210 ribu per orang. Hargatiket masuk kawasan candi masih tetap Rp 50.000 per orang untuk wisatawan lokal. Sedang wisatawan mancanegara USD 25. "Jangan keliru dengan tiket masuk Borobudur, ya. Tiket masuk tetap, tetapi tiket naik ke candi yang dirubah dalam rangka membatasi," kata Dony seperti diberitakan di Kompas.com, Minggu (5/6/2022). CandiMendut Magelang - Candi Mendut merupakan salah satu candi Budha yang tekenal. Candi yang ditemukan pada tahun 1836 ini hanya berjarak sekitar 3 km dari Candi Borobudur. Candi Mendut ini menghadap barat laut, berbeda dengan candi-candi secara umum yang menghadap ke timur. Di dalam ruangan candi terdapat 3 arca setinggi 3 meter. Ke-tiga arca Untuktiket masuk sangat terjangkau dengan menggunakan tiket terusan. Dua daya tarik wisata yakni Candi Mendut dan Pawon ini dikelola Pemkab Magelang. Untuk kunjungan wisatawan saat ini masih dibatasi di halaman candi dan tidak boleh naik candi. Dibukanya kembali dua daya tarik wisata ini dengan menerapkan protokol kesehatan. Lokasi Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang 56501. Map: Klik Disini. HTM: Rp.5.000 (Sudah termasuk tiket masuk ke Candi Pawon) Buka Tutup: 07.00 - 18.00 WIB. Bagi masyarakat Jawa yang akrab dengan kesenian tradisional Ketoprak, tentu mengenal salah satu lakon Ketoprak yang bernama "Roro Mendut", seorang perempuan dari 9QuqLIT. Candi Mendut merupakan salah satu dari banyaknya wisata budaya paling populer di Indonesia yang wajib untuk telusuri keunikan di dalamnya. Tempat wisata Magelang satu ini adalah sebuah candi bercorak Buddha, yang ditemukan pertama kali pada tahun 1836 Saat pertama kali di temukan Candi Buddha ini dalam kondisi keadaaan runtuh dan tertimbun tanah juga semak-semak belukar yang mengelilingi. Sejarah Candi Mendut dengan seluk beluk kisah menarik di masa lampau bisa anda explore ketika berkunjung kesini. Destinasi wisata Candi Mendut di Kabupaten Magelang diperkirakan usianya lebih tua dari Borobudur, atau paling tidak masih sejaman. Fungsi Candi Mendut saat ini sebagai tujuan rekreasi banyak wisatawan yang ingin bermain sambil belajar guna menambah wawasan. Harga Tiket Masuk Candi MendutRute Lokasi dan AlamatFasilitasSpot Terbaik di Candi MendutTips Berkunjung Foto Letak Candi Mendut hanya sekitar 3 km saja dari Borobudur, sehingga anda bisa dengan mudah mengunjungi wisata Magelang hits ini. Bagi anda yang belum tahu, bahwa Candi Mendut peninggalan kerajaan masa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Bangunan Candi Mendut nampak sangat eksotis dengan banyak relief di dalamnya dengan cerita singkat yang tergambarkan. Terbuat dari batu andesit di bagian luarnya dan batu bata pada bagian dalam yang tertutup dengan batu alam. Jalan-jalan guna menyaksikan candi bisa menjadi alternatif dalam mengisi waktu senggang di hari libur dan akhir pekan. Tak perlu mengeluarkan biaya banyak untuk bisa liburan dan berwisata edukasi ke Candi Mendut. Harga tiket masuk Candi Mendut sejauh ini hanya berkisar saja per orangnya, sangat terjangkau bukan? Maka dari itu tunggu apalagi, mengajak sang buah hati beserta keluarga besar wisata ke Candi Mendut bakalan menyenangkan. Melihat secara lebih dekat sebuah peninggalan sejarah berupa bangunan candi Buddha yang eksotis dan menawan pada jam operasional wisata. Candi Mendut Magelang bisa kapanpun anda kunjungi, buka setiap hari pada pukul – WIB. Rute Lokasi dan Alamat Foto Sesuai dengan namanya, Mendut diambil dari nama desa dimana Candi Buddha ini berada. Alamat Candi Mendut berada di Jl. Mayor Kusen, Sumberrejo, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lokasi Candi Mendut cukup strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah kedatangan wisatawan. Pintu masuk Candi Mendut menghadap ke arah barat daya dengan tersedia tangga untuk menaikinya terletak pada sebuah basement yang tinggi. Memiliki bentuk persegi panjang dengan tinggi bangunan mencapai 13,3 m. Tinggi bagian kaki candi batur kurang lebih setinggi 3,7 m dan terdapat 14 anak tangga sebagai akses untuk masuknya. Jarak dari alun-alun kota Magelang ke Candi Mendut kurang lebih sejauh 17 km dengan menempuh lama perjalanan 25 menit berkendara. Akses jalan sudah cukup baik untuk di lalui, jalur lebar, beraspal dan minim tanjakan apalagi belokan. Bagi anda yang baru pertama kali hendak berkunjung dan mengalami kesulitan karena bingung tak tahu jalan, tenang. Maps dibawah ini dapat anda gunakan untuk memudahkan perjalan liburan dan rekreasi anda ke Candi Mendut yang menakjubkan. Datang juga ke –> Ketep Pass Fasilitas Foto Wisata Candi Mendut selalu menjadi tujuan berlibur banyak pengunjung, baik itu per orangan maupun rombongan sekolah ataupun kantor. Dengan suguhan panorama candi menagumgkan berbalut dengan pemandangan sekitar yang hijau, asri dan sejuknya udara. Berbagai sarana prasarana sudah cukup memadai untuk menunjang ragam kegiatan dan aktivitas yang seru di Candi Mendut. Fasilitas Candi Mendut antara lain adalah Area parkir kendaraan luas Toilet & kamar mandi Fasilitas air bersih Sumber informasi wisata candi Pemandu wisata candi profesional Wihara Tempat duduk Warung wisata Spot foto menarik Kawasan candi sangat tertata rapi dan bersih di berbagai sudutnya, membuat area ini sangat nyaman sebagai tempat jalan-jalan dan liburan. Nikmati berbagai keseruan yang Candi Mendut tawarkan agar liburan anda kali ini lebih berkesan. Datang juga ke –> Punthuk Setumbu Spot Terbaik di Candi Mendut Foto Mengunjungi destinasi wisata berbasis sejarah seperti candi, tentu kita akan menemui banyak sekali keunikan di dalamnya. Bangunan candi rata-rata banyak sejarah di masa lalu melalui patung, relie-relief, arca, stupa, hiasan dan ornamen menawan lainnya. Relief – relief dengan bentuk eksotis yang dapat anda saksikan antara lain Brahmana dan seekor kepiting Angsa dan kura-kura Dharmabuddhi dan Dustabuddhi Dua burung betet yang berbeda Ke empat relief diatas merupakan sedikit contoh dari banyaknya relief beserta stupa dan juga arca yang ada disini. Itu semua dapat anda jadikan sebagai latar belakang ketika berfoto ria, seperti selfie, foto rame-rame dan rekam video. Abadikan semua keseruan selama jalan-jalan dan liburan di Candi Mendut dengan merangkumnya ke dalam foto instagenic. Memanfaatkan spot terbaik di Candi Mendut sebagai backgroundnya agar lebih menarik hasilnya. Review sebelumnya –> Air Terjun Kedung Kayang Tips Berkunjung Foto Berikut ini tips berkunjung ke Candi Mendut di Magelang Jawa Tengah yang bisa anda jadikan tambahan referensi saat rekreasi. Datang untuk berwisata candi paling rekomended adalah saat cuaca cerah. Tidak di rekomendasikan datang ke candi pada saat turun hujan lebat. Jika berkunjung saat siang hari, bisa sedia topi/payung untuk menutupi kepala. Dilarang keras merusak, mencoret dan mengambil apapun yang ada di dalam candi. Bersama-sama menjaga kelangsungan wisata candi agar tetap lestari. Itulah tadi ulasan singkat seputar Candi Mendut yang menyimpan banyak sejarah dan cerita di masa lalu untuk anda telusuri. Bangunan yang menawan wajib anda saksikan dan jangan sampai terlewatkan. - Umat Buddha sebentar lagi akan merayakan hari raya Waisak pada 4 Juni 2023 mendatang. Pada tanggal tersebut, rakyat Indonesia juga akan menikmati libur kuil Buddha terbesar di dunia, yaitu candi Borobudur, akan diadakan perayaan Waisak yang akan diramaikan dengan festival lampion. Pada festival lampion di Borobudur saat Waisak tersebut, akan dilepaskan ribuan lampion kertas menuju Waisak Borobudur 2023 kali ini mengikuti keputusan World Fellowship of Buddhist WFB. Borobudur sendiri menjadi pusat perayaan Waisak 2023 dan seremoninya akan dilakukan selama 3-4 detail dari oerayaan Waisak di Borobudur, akan diinfokan beberapa hari menjelang hari H. Kendati demikian, agenda umum yang dilakukan biasanya sebagai berikut- Hari ke-1 Mengambil air suci dari Umbul Jumprit ke Candi Hari ke-2 Mengambil api suci dari Api Abadi Merapen ke Candi Hari ke-3 Kegiatan sampai siang di Candi Mendut, prosesi dari Mendut ke Borobudur, meditasi di Borobudur, dan umum bisa mengikuti festival lampion dengan menggunakan salah satu dari dua tanda keikutsertaan yaitu kartu undangan yang digunakan untuk mengikuti semua prosesi keagaamaan Waisak, serta Tiket lampion dengan agenda menerbangkan lampion sendiri merupakan akses mengikuti Festival Lampion Waisak Borobudur 2023 yang bisa diikuti oleh masyarakat umum. Dalam festival tersebut, masyarakat bisa menuliskan harapan atau pesan di lentera lalu Pelepasan Lampion Festival Borobudur di Hari Waisak 2023 Perayaan Tri Suci Waisak 2567 BE Buddhist Era tahun ini memiliki tema “Aktualisasikan Ajaran Buddha Dharma di Dalam Kehidupan Sehari-hari”. Trisuci Waisak sendiri dipahami sebagai perayaan dari tiga peristiwa penting di hari raya Waisak yaitu kelahiran Pangeran Sidharta Gautama, tercapainya penerangan sempurna Pertapa gautama, serta wafatnya Buddha raya Waisak bertujuan untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting Sang Buddha dan hari tersebut memiliki nilai agung serta Buddha memanfaatkan hari raya Waisak dengan tujuan menghormati serta merenungkan segala sifat luhur dari Tiratana yakni Buddha, Dharma, dan Sangha. Selain itu hari Waisak juga digunakan untuk memperkuat Saddha keyakinan yang benar berdasarkan tekad, membina Paramita sifat baik dari para leluhur, dan mengulang serta merenungkan khutbah Sang Buddha. Dilansir dari situs Kemenag Jateng, penerbangan atau pelepasan lampion di di festival tersebut bertujuan untuk memanjatkan doa agar segera terwujud. Pelepasan tersebut merupakan acara pamungkas dari rangkaian Tri Suci Waisak .Sebagai informasi, lampion yang digunakan di acara tersebut terbuat dari bahan ramah lingkungan. Lampion yang diterbangkan akan segera hancur menjadi abu ketika terbakar habis dan tidak menyisakan Beli dan Harga Tiket Lampion Waisak Borobudur 2023 Tiket Lampion hanya bisa dibeli di situs dengan berbagai ketentuan seperti harga sama antara anak dan dewasa serta WNA maupun WNI. Untuk harga tiketnya sendiri adalah dengan catatan tidak termasuk tiket masuk Candi Borobudur dan Kartu Peserta pembelian di situs tersebut, peserta akan mendapatkan e-tiket yang bisa ditukar dengan tiket fisik pada hari H di kantor yang berada dekat Pasar Borobudur, atau sekitar 10 menit jalan kaki dari Candi dari pukul 0800 sampai waktu demikian, dari informasi yang didapat di situs penjualannya, tiket Festival Lampion Waisak Borobudur 2023 ini telah habis Menuju Festival Lampion Waisak Borobudur 2023 Candi Borobudur tempat Festival Lampion 2023 berlangsung terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Adapun beberapa skenario perjalanan yang bisa dilakukan untuk mencapai lokasi acara adalah sebagai berikutMenuju Borobudur dari arah YogyakartaKendaraan umum yang bisa dipilih adalah dengan naik bus yang menuju Borobudur dari Terminal Jombor. Bus akan tiba di Terminal Borobudur dan bisa dilanjutkan dengan menaiki kendaraan seperti becak, dokar, atau bahkan jalan kaki menuju akses menuju Borobudur dari Yogyakarta International Airport YIA bisa menaiki bus Damri langsung dari bandara menuju Borobudur dari arah SemarangAngkutan umum dari Semarang menuju Borobudur bisa didapat di Terminal Semarang dengan menaiki kendaraan menuju Jogja atau Magelang. Setelah itu, turun di beberapa titik seperti Terminal Magelang, persimpangan Blondo, atau juga persimpangan sana, bisa dilanjutkan dengan menggunakan bus yang menuju Borobudur dan berhenti di Terminal Borobudur. Setelah itu, bisa dilanjut dengan menggunakan beberapa opsi termasuk jalan juga 35 Ucapan Waisak dalam Bahasa Indonesia & Inggris, Apa Maknanya? Cara ke Candi Borobudur untuk Festival Lampion Waisak 2023 Kumpulan Gambar Poster Waisak 2023 di Freepik & Cara Unduh - Sosial Budaya Kontributor Fajri RamdhanPenulis Fajri RamdhanEditor Yandri Daniel Damaledo Lokasi Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang 56501 Map Klik Disini HTM Sudah termasuk tiket masuk ke Candi Pawon Buka Tutup – WIB Bagi masyarakat Jawa yang akrab dengan kesenian tradisional Ketoprak, tentu mengenal salah satu lakon Ketoprak yang bernama “Roro Mendut”, seorang perempuan dari dusun terpencil yang menemui nasib malang justru karena kecantikannya. Dalam cerita klasik tersebut dituturkan bahwa Rara Mendut digelandang oleh Penguasa Pati, Adipati Pragola untuk dijadikan selir. Namun karena saat itu Kadipaten Pati hendak memisahkan diri dari Mataram, maka oleh bala tentara Sultan Agung diserang dan Pati berhasil ditundukkan. Seiring dengan hancurnya Pati, perempuan itupun diboyong ke Mataram dan oleh Sultan Agung dihadiahkan kepada Tumenggung Wiroguno yang menjadi panglima perang saat menaklukkan Kadipaten Pati. Karena usia Wiroguno sudah sangat tua, dia menolak diperistri dan meminta untuk diberi kesempatan mencari uang agar dapat menebus dirinya dari tangan Wiroguno. Caranya mendapatkan uang adalah dengan menjual rokok yang telah dia isap. Karena wajahnya yang sangat cantik, banyak laki-laki yang rela membayar mahal untuk membeli rokok yang telah dihisap oleh perempuan ini. Akhirnya, ada seorang laki-laki muda bernama Pranacitra yang jatuh hati kepadanya dan Mendutpun juga mencintanya. Hubungan asmara keduanya diketahui oleh Tumenggung Wiroguno, sehingga panglima perang kerajaan Mataram itupun murka dan menghabisi nyawa keduanya. foto by Kisah klasik yang kerap dijadikan skenario Ketoprak dan pernah diangkat dalam sebuah novel oleh Ajip Rosidi dan Romo mangun Wijaya tersebut, meski mengambil latar belakang jaman kerajaan dan setting di daerah Jawa Tengah, namun tidak ada hubungannya sama sekali dengan Candi Mendut yang ada di Kota Mungkit, Magelang. Candi Mendut adalah sebuah bangunan yang memiliki fungsi untuk mengagungkan Buddha oleh para pemeluk Buddha Mahayana, seperti halnya Candi Sewu yang ada di Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten, Kalasan di Sleman, Yogyakarta dan Muara Takus di Kampar, Riau. Mendut yang memiliki bangunan dengan ukuran jauh lebih kecil dibandingkan Borobudur maupun Prambanan, bahkan lebih kecil dibandingkan Candi Sewu, namun senantiasa menjadi pusat perhatian, karena setiap tahun selalu dijadikan sebagai tempat peringatan Puncak Hari Raya Waisak bersama dengan Borobudur. Ratusan biksu dan ribuan umat Buddha dari seluruh penjuru tanah air, bahkan dari negara-negara tetangga berkumpul menjadi satu di pelataran Mendut untuk mengikuti rangkaian Prosesi Pradaksina. foto by Itu sebabnya Candi Mendut termasuk salah satu situs bersejarah yang keberadaannya sangat penting, utamanya bagi umat Buddha, dan masih difungsikan sebagai tempat ritual hingga saat ini. Karenanya menjadi sangat menarik untuk berkunjung dan melakukan napak tilas di Candi Mendut, selain berkunjung ke Borobudur, Prambanan serta situs bersejarah lainnya yang di DIY dan Jawa Tengah. Sejarah Singkat ❤️Selayang Pandang❤️Belajar Tentang Moral ❤️Harga Tiket Masuk ❤️Fasilitas Yang Ada❤️ Sejarah Singkat ❤️ Dalam deskripsi yang tertulis pada Wikipedia, berdasarkan isi Prasasti Karangtengah, Candi Mendut didirikan oleh Raja Indra dari Wangsa Syailendra yang berkuasa di Kerajaan Medang. Ketika itu Dinasti Syailendra tidak hanya berkuasa di wilayah Jawa Tengah saja, tapi juga di Sumatera, Cambodia sampai dengan India. Dalam Prasasti Karangtengah yang ditulis sekitar tahun 824 Masehi oleh Raja Samaratungga disebutkan bahwa sebuah bangunan suci yang bernama Wenuwana atau venu-vana hutan bambu telah dibangun oleh ayahnya yang bernama Raja Indra. Isi prasasti tersebut oleh de Casparis, seorang arkeolog dari Belanda dikaitkan dengan keberaaan Mendut dan ditarik kesimpulan bahwa bangunan suci bernama Wenuwana yang dimaksud tidak lain adalah Candi Mendut. foto by Pendapat senada juga disampaikan oleh Bhiku Pannyavaro dalam sebuah video dokumenter, yang dalam penjelasannya menyebutkan bahwa nama asli dari Mendut adalah “Venuvana Mandira” yang artinya “Istana yang berada di tengah hutan bambu”. Jadi tentang kapan waktu didirikannya candi dan bagaimana sejarahnya hingga saat ini masih belum diketahui, namun yang pasti sebelum tahun ditulisnya prasasti atau sebelum tahun 824 Masehi. Bangunan peninggalan Raja Indra ini ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1836 dalam kondisi tertimbun semak belukar. Bangunan yang didirikan pada abad ke-9 ini saat itu kondisinya hancur total kecuali bagian atap, sehingga tidak ubahnya seperti serpihan-serpihan puzzle yang berserakan. Para arkeolog memperkirakan bahwa rusaknya Mendut tidak berbeda halnya dengan Borobudur, yaitu disebabkan oleh letusan Gunung Merapi yang dahsyat di tahun M, sehingga membuatnya porak poranda karena tertimpah material vulkanis dan selama berabad-abad terkubur, seiring dengan dipindahkannya pusat pemerintahan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. foto by Upaya untuk menyusun kembali puing-puing yang berserakan dilakukan pada tahun 1897. Namun upaya tersebut hasilnya tidak memuaskan, sehingga Brandes melakukan rekonstruksi sepanjang tahun 1901 – 1904. Rekonstruksi tersebut pada tahun 1908 diambil alih oleh Van Erp yang pengerjaannya bersamaan dengan rekonstruksi Borobudur. Melalui rekonstruksi itulah sebagian atap bangunan dapat disusun kembali dan disempurnakan dengan pemasangan stupa kecil yang menjadi hiasan atap candi pada tahun 1925. Dalam sebuah buku yang berjudul “Borobudur and Its Meaning” yang ditulis Caesar Voute disebutkan bahwa letak situs bersejarah ini terdapat di ujung Timur garis imaginer yang membentang dari Barat ke Timur sepanjang 3 km, melintasi Sungai Elo dan Sungai Progo yang menghubungkan 3 buah candi, yaitu Borobudur, Mendut dan Pawon. Banyak arkeolog yang membandingkan lokasi ketiga candi tersebut dengan lokasi sungai-sungai suci di India yaitu Gangga dan Yamuna. Dengan melihat kondisi geografis berupa sungai-sungai yang dikelilingi kawasan perbukitan dan pegunungan yang ada di kawasan ketiga situs tersebut, terlihat sangat mirip dengan yang ada di India. Kemiripan itulah kemungkinan besar yang menjadi bahan pertimbangan raja-raja pada masa lalu dalam memilih dan menentukan tempat didirikannya bangunan-bangunan suci bagi agama yang mereka anut yaitu agama Buddha. Selayang Pandang❤️ foto by Situs yang kental dengan corak Buddha ini berbentuk bujur sangkar seluas 13,7 x 13,7 meter2 dengan tinggi keseluruhan bangunan mencapai 26,40 meter. Bangunan Mendut bertumpu pada batur setinggi 2 meter sehingga terlihat kokoh dan anggun. Di atas permukaan batur terdapat selasar yang cukup lebar lengkap dengan langkan. Sementara dinding kakinya dihiasi dengan 31 buah panel berbentuk gambar sulur-suluran dan bunga yang cantik serta sejumlah relief yang memiliki cerita. Untuk bagian atap disusun oleh 3 kubus yang dikelilingi 48 kecil dengan bentuk semakin ke atas semakin kecil atau meruncing. Pada bagian dalam ruangan yang memiliki ukuran cukup luas, terdapat tiga buah patung atau Arca Buddha setinggi 3 meter, yaitu Dhyani Buddha Wairocana atau Buddha Sakyamuni dengan posisi duduk serta sikap tangan membentuk dharmacakramudra seolah sedang memberikan wejangan atau menyampaikan ajaran, di depannya terdapat Arca Bodhisattva Avalokiteswara Buddha penolong manusia yang juga duduk namun dengan kakim kiri terlipat dan kaki kanan menjuntai ke bawah dan bertumpu pada bantalan teratai kecil, serta Arca Maitreya Bodhisatwa pembebas manusia yang duduk dengan posisi tangan membentuk simhakamamudra. foto by Berbeda dengan bangunan candi Hindu dan Buddha lainnya di Indonesia yang arahnya menghadap matahari terbit, arah situs bersejarah yang satu ini menghadap ke Barat Laut. Sedang material yang digunakan berupa batu bata yang ditutup batu andesit. Tidak jauh dari tempat berdirinya candi, terdapat pohon Bodhi berbatang besar dengan daun yang rindang. Bagi umat Buddha, Pohon Bodhi dipercaya sebagai tempat Siddharta Gautama memperoleh penerangan yang sempurna. Mendut Temple secara administratif terletak di JL. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, 56501, dengan titik koordinat 7°36′17,17″LU 110°13′48,01″BT . Lokasinya yang dekat dengan jalan raya membuat tempat wisata sejarah ini sangat mudah dijangkau, baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Apalagi jarak situs ini dengan Borobudur hanya sekitar 3 km ke arah Timur atau sekitar 1,5 km arah Utara dari Candi Pawon. Bagi pengunjung yang berangkat dari Kota Jogja, tinggal menyusuri jalan Yogyakarta – Magelang hingga tiba di Mungkit. Sesampai di traffic light, akan Anda temukan rambu petunjuk jalan menuju Borobudur yang berada di sisi kiri jalan. Ikuti arah yang ditunjukkan rambu tersebut, dan sebelum sampai Borobudur, Anda sudah dapat menemukan alamat yang dituju yang berada di sebelah kanan jalan. Belajar Tentang Moral ❤️ foto by Sebagai objek wisata sejarah, budaya serta religi, Candi Mendut menarik untuk dikunjungi bersama keluarga karena selain dapat belajar tentang sejarah masa lalu juga dapat belajar tentang moral melalui relief-relief yang terpahat pada dinding temple. Karena rerief-relief tersebut fungsinya tidak hanya sekedar sebagai hiasan untuk mempercantik bangunan, tapi juga mengandung nilai-nilai history dan makna filosofi kehidupan. Itu sebabnya pada saat berkunjung sangat disarankan untuk ditemani Pemandu Wisata yang dapat memberikan informasi seputar keberadaan situs termasuk memberikan keterangan tentang makna atau gambaran cerita yang terkandung pada relief-relief yang terpahat di dinding. Terdapat sejumlah kisah, riwayat, legenda dan mitos pada relief-relief yang ada di dinding bangunan bercorak Buddha ini. Salah satu diantaranya menghiasi dinding pipi tangga yang menampilkan cerita Pancatantra dan Jataka. Pancatantra merupakan salah satu karya sastra dunia yang ditulis pada abad pertama Masehi dan populer di wilayah Kashmir serta India. Karya sastra ini bercerita tentang Wisnusarma, seorang brahmana yang mengajari ketiga anak Prabu Amarasakti tentang kebijaksanaan duniawi dan kehidupan. foto by Ilmu yang diajarkan tersebut tertuang dalam 5 buku, karena itu disebut Pancatantra yang artinya “lima ajaran”. Ciri khas dari ajaran Pancatantra ini diungkapkan dalam bentuk fabel atau cerita dengan menggunakan tokoh binatang. Sehingga relief-relief yang jumlahnya sebanyak 31 panel di dinding situs ini banyak yang berbentuk binatang, begitu juga dengan tema dari masing-masing cerita, seperti “Angsa dan Kura-kura”, “Brahmana dan Kepiting”, “Dharmabuddhi dan Dustabuddhi” serta Dua Burung Betet yang Berbeda”. Untuk melihat, mengidentifikasi dan mempelajari secara runtut semua relief yang menghiasi dinding, pengunjung harus melakukan pradaksina atau berjalan searah jarum jam. Selain relief, terdapat benda-benda bersejarah lainnya yang ada di dalam candi, diantaranya adalah Arca tiga Buddha, yaitu Arca Cakyamuni, Arca Avalokisesvara dan Arca Maitreya, stupa-stupa yang berjumlah 48 buah yang terdiri atas 24 stupa di tingkat pertama, 16 stupa pada tingkat kedua dan 8 stupa pada bagian paling atas. Terdapat pula stupa yang bentuknya memanjang ke atas menyerupai silinder serta masih banyak stupa yang belum teridentifikasi dan masih direkonstruksi yang ditempatkan di sebelah Utara candi. Itu sebabnya, meski wujud bangunan saat ini sudah mendekati bentuk aslinya, namun seperti apa wujud candi yang sebenarnya, hingga kini masih tetap menjadi misteri. Selain itu, di dalam kompleks bangunan juga terdapat jaladwara atau s Magelang, - Ratusan umat Buddha bersama Biksu Sangha, Sabtu 3/6/2023 petang menggelar ritual pradaksina. Dengan berjalan kaki, mereka mengelilingi Candi Mendut yang berada di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Pradaksina adalah kegiatan penghormatan dengan mengelilingi objek pemujaan seperti stupa, pohon bodhi, atau pratima Buddha sebanyak 3 kali. Penghormatan dilakukan bersamaan dengan meditasi sambil berjalan searah jarum jam, sehingga lokasi tempat suci bagi umat Buddha itu selalu berada di samping kanan umat. "Pada zaman sang Buddha belum ada persembahan bunga dan lain-lain. Sehingga salah satu cara menghormati Sang Buddha yang dengan mengelilinginya searah jarum jam, dan saat ini yang di sebelah kanan kita ya Candi Mendut," ungkap Biksu Dhamma Vuddho, Wakil Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia Walubi pada Sabtu petang. Ritual pradaksin dilakukan para Biksu Sangha dan ratusan umat Buddha dengan membawa sejumlah kendi bersisi air berkah yang Sabtu siang diambil dari Umbul Jumprit, Temanggung. Air berkah yang sebelumnya juga disakralkan melalui doa-doa oleh perwakilan Majelis Umat Buddha dan para Biksu Sangha dibawa ke atas Candi Mendut untuk didoakan. Saksikan live streaming program-program BTV di sini Terpopuler, Shin Tae-yong Dikritik hingga Jokowi Cawe-cawe NASIONAL Rombongan Biksu Thudong Telah Kembali ke Negaranya Masing-Masing NUSANTARA Ribuan Umat Buddha dan Biksu Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Borobudur NUSANTARA Anggota DPR Apresiasi Sambutan Masyarakat terhadap Biksu Jalan Kaki dari Thailand NASIONAL Ratusan Biksu Ikuti Prosesi Pengambilan Air Berkah di Jumprit Temanggung NUSANTARA Agenda Perayaan Waisak Biksu Jalan Kaki di Borobudur NASIONAL

tiket masuk candi mendut